Jumat 10 Jan 2014 19:27 WIB

Murid Kecewa, Akunnya Digunakan Gurunya Mengakses Situs Porno

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE  -- Seorang guru di Adelaide, Australia Selatan, nyaris saja dipecat karena kedapatan mengakses situs-situs porno. Dengan alasan menggunakan akun milik salah seorang muridnya, dia akhirnya hanya dipindahkan ke bagian lain.

Penyelidikan yang dilakukan Departemen Pendidikan Australia Selatan atas masalah ini sekarang sudah  selesai. Demikian pula mengenai laporan akhir sudah dikirim kepada sang murid yang akunnya digunakan oleh oknum guru tersebut. Dalam reaksinya, si murid mengatakan kecewa karena guru yang menggunakan akunnya tidak dipecat tapi dipindahkan ke tugas non-mengajar.

Peristiwa ini terjadi di tahun 2004 ketika si murid masih berada di kelas 10. Pada awal kejadian, murid tersebut yang dituduh oleh sekolah sebagai yang mengakses berbagai situs porno tersebut dan diberhentikan dari sekolah.Namun di tahun 2013, dia mendapatkan bayaran sekitar $ 30 ribu dolar (lebih dari Rp 300 juta), yang disebutnya sebagai uang "tutup mulut".

Sang guru sekarang diberhentikan sementara tapi tetap mendapat gaji sejak bulan Oktober 2013, setelah si murid berbicara secara  publik mengenai laporan yang dibuat oleh Departemen Pendidikan. Dalam laporan tersebut, direktur eksekutif Departemen Pendidikan Tony Harrison berkesimpulan bahwa sang guru "besar kemungkinan" melakukan tindakan tidak patut.

Sang guru dituduh mengakses ratusan situs porno, namun kemudian dipindahkan ke sekolah lain. Laporan Departemen Pendidikan menyebutkan dia tidak akan dipecat dari pekerjaannnya.

"Saya sudah memutuskan bahwa akan memindahkan dia ke posisi non-mengajar dalam lingkungan departemen pendidikan." kata Harrison.

Dalam reaksinya, si murid mengatakan dia kecewa dengan hasil penyelidikan departemen pendidikan. "Saya kira ada standar ganda di sini, apa yang menjadi hak pelajar maupun hak guru merupakan dua hal yang berbeda sama sekali." katanya. "Saya masih terheran-heran bahwa masalah ini bukan masalah perlindungan hak anak."

Sang murid mengatakan dalam laporan akhir masih banyak hal yang tidak terjawab mengenai mengapa dia mendapat bayaran 30 ribu dolar. "Mereka mengatakan bahwa semua pertanyaan ini akan dijawab dalam laporan akhir, namun nyatanya tidak ada." katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement