REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani Kamis mengatakan, konferensi perdamaian Suriah yang direncanakan pada akhir bulan ini akan gagal jika Teheran, sekutu utama kawasan Damaskus, tidak berpartisipasi.
Pernyataan itu muncul menjelang pertemuan Senin di mana Rusia dan Amerika Serikat akan membahas kemungkinan keterlibatan Teheran dalam pembicaraan yang diselenggarakan di Montreux, Swiss 22 Januari.
"Setiap pertemuan trans-regional yang tidak dihadiri oleh pemain berpengaruh tidak akan mampu mengatasi krisis Suriah," kata Rouhani kepada Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon seperti dilansir kantor berita ISNA, Jumat (10/1).
"Dengan demikian, Konferensi Jenewa II telah gagal tanpa Iran bahkan sebelum dimulai," kata Rouhani yang menyebut forum yang diprakarsai Rusia-AS itu acara negosiasi.
Undangan ke knferensi Jenewa II, yang sudah tertunda beberapa bulan, telah dikirim ke 30 peserta. Tetapi Iran, pendukung setia rezim Presiden Bashar al-Assad, tidak termasuk dalam daftar yang diundang, menurut PBB.
Pada Senin (6/1), republik Islam menepis saran AS agar Iran memainkan peran di sela-sela perundingan, dengan juru bicara kementerian luar negeri Iran Marzieh Afkham menyebutnya usulan itu satu penghinaan.
Rusia telah menjadi salah satu pendukung utama inklusi Iran di pembicaraan, yang bertujuan untuk melibatkan wakil-wakil dari rezim Suriah dan anggota oposisi dalam pembicaraan langsung untuk kali pertama. Iran mengatakan mendukung solusi politik untuk krisis yang telah mengadu Bashar dengan pemberontak yang sebagian besar Sunni.
Teheran dituduh memberikan dukungan militer dan keuangan ke Damaskus, meskipun berulang kali dibantah bahwa ia tidak memiliki kehadiran militer resmi di Suriah dan bahwa dukungannya adalah berbentuk bantuan kemanusiaan.