REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Penjualan sup sirip hiu di Cina, khususnya Beijing, mulai menurun. Ini menyusul peringatan keras dari pemerintah Cina yang melarang konsumsi dan eksploitasi hiu secara berlebihan.
Enam bulan terakhir, Cina melarang semua jamuan makan yang menghadirkan menu sirip hiu. Harga sirip hiu kini mulai menurun 20-30 persen di pasar ikan utama di Macau dan Hong Kong. Beberapa restoran di Beijing telah menghapus menu tersebut.
Sementara di Eropa dan California yang kerap menjadi celah yang memungkinkan transaksi penjualan bahan sirip hiu sudah mulai ditutup.
Dilansir dari the Guardian, Senin (13/1), sekitar 75 juta hingga 100 juta ikan hiu diperkirakan dibunuh setiap tahun hanya untuk diambil siripnya. Dalam budaya Cina, sirip hiu ini juga sering digunakan untuk bahan pembuatan sup kuning.
Dalam praktik pengambilannya, hiu di laut ditangkap, dipotong siripnya dan dibuang kembali ke laut hidup-hidup. Pembantaian masal tersebut menyebabkan populasi hiu anjlok hingga 98 persen dalam 15 tahun terakhir. Hampir sepertiga ikan hiu di dunia masuk dalam daftar merah dunia sebagai spesies terancam punah.
Kementerian perdagangan Cina mencatat konsumsi sirip hiu di Cina menurun 70 persen sepanjang 2012-2013. Ekspor sirip hiu ke Cina dari Hong Kong juga menurun hingga 30 persen. Selain itu, harga pasar untuk sirip hiu di Macau dan pelabuhan timur lainnya juga menurun.
Pada dekade 1990-an, ketika kelas menengah di Cina tumbuh pesat, sup sirip hiu menjadi hidangan mewah yang disajikan untuk elite di pesta pernikahan dan acara-acara khusus lainnya. Semangkuk sirip hiu bisa dijual 300 dolar AS dan sirip hiu mentah bisa dijual 700 dolar AS per kg.