Senin 13 Jan 2014 22:32 WIB

Menlu Iran Bertemu Putin Bahas Soal Nuklir

Menlu Iran, Muhammad Javad Zarif.
Foto: theiranproject.com
Menlu Iran, Muhammad Javad Zarif.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif bertolak ke Moskow pada Kamis untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang kegiatan nuklir negaranya dan masalah kawasan, termasuk Suriah, kata pejabat.

"Zarif akan bertemu dengan presiden Rusia serta Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov selama lawatan seharinya ke Moskow pada Kamis," kata Mehdi Sanaei, duta besar Iran untuk Rusia, kepada kantor berita resmi IRNA.

Kunjungan itu dilakukan saat Moskow mendorong Iran sekutunya diizinkan ikut dalam yang disebut muktamar perdamaian Suriah Jenewa II di Swiss pada 22 Januari.

"Berbicara dan berkoordinasi dengan pejabat tinggi Rusia tentang perkembangan dunia dan kawasan serta sikap di perundingan nuklir dengan P5+1 adalah agenda Menteri Luar Negeri," kata Sanaei.

Iran dan yang disebut 5+1 -Cina, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia ditambah Jerman- sepakat bahwa pelaksanaan kesepakatan penting, yang menghentikan bagian dari kegiatan nuklir Teheran dalam pertukaran dengan pengurangan sebagian hukuman, harus berlaku sejak 20 Januari.

Zarif, dalam lawatan kawasan, juga dijadwalkan ke Damaskus dalam beberapa hari mendatang, kata pejabat.

Zarif menegaskan negaranya tidak "ngotot" minta diundang ke muktamar perdamaian Suriah."Jika menerima undangan tanpa prasyarat, kami akan ikut dalam muktamar perdamaian Jenewa II, tapi kami tidak akan minta undangan," kata Zarif di Beirut pada hari Minggu.

Iran adalah sekutu utama pemerintah Presiden Suriah Bashar Assad dan lawan Suriah sangat menentang setiap peranserta Iran dalam pembicaraan tersebut. Pembicaraan itu bertujuan mencari penyelesaian politik untuk perang saudara di Suriah sejak 2011 tersebut.

Kekuatan Barat dan sekutu kawasannya -terutama Qatar, Arab Saudi, dan Turki- mendukung pemberontakan di Suriah.

Zarif menyatakan percaya bahwa penyelesaian politik adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri kemelut di Suriah.

"Satu-satunya jalan mengakhiri ekstremisme, terorisme dan sektarianisme adalah menerima permintaan rakyat Suriah melalui kotak suara," katanya.

Zarif pada Minggu berada di Libanon, yang bertetangga dengan Suriah

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement