Selasa 14 Jan 2014 15:07 WIB

Ban Desak Irak Atasi Pertumpahan Darah di Anbar

Rep: gita amanda/ Red: Taufik Rachman
Ban Ki Moon
Foto: Antara/Wahyu Putro
Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD-- Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon tiba di Baghdad, Senin (13/1), untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat senior Irak. Ia menyerukan pada para pemimpin Irak untuk mengatasi akar penyebab gelombang pertumpahan darah yang terjadi di provinsi Anbar.

Kunjungan Ban, hanya selang beberapa bulan menjelang pemilihan umum di negara tersebut. Namun serentetan kerusuhan terburuk telah terjadi di seluruh kota, sejumlah kota telah berada di tangan militan.

Ini merupakan pertama kalinya pejuang melakukan kontrol terbuka di kota-kota besar, sejak pemberontakan yang diikuti invasi Amerika Serikat 2003 lalu.

Dalam pernyataannya Ban menggemakan seruan AS agar para pejabat Irak fokus pada rekonsiliasi politik, dibanding operasi militer yang tengah berlangsung.

Ban mendesak para pemimpin negara untuk mengatasi akar penyebab masalah dan memastikan tak ada yang tertinggal. Menurutnya harus ada kohesi politik dan sosial serta dialog politik dan inklusif antara pihak yang bertikai.

"Situasi keamanan di Irak tak diragukan lagi merupakan sumber keprihatinan besar," ujar Ban saat menggelar konfrensi pers bersama Perdana menteri Nouri al-Maliki.

Ia mengaku prihatin akan eskalasi kekerasan yang terjadi di provinsi Anbar. Ban mencatat korban sipil berada pada jumlah tertinggi sejak 2008. Ia mengatakan, pemerintah dan rakyat Irak harus bersatu dalam menangani terorisme.

Ban menyampaikan pernyataannya setelah mendarat di ibukota irak untuk kunjungan dua hari ke negara tersebut. Selain bertemu dengan Maliki, ia juga akan bertemu dengan Ketua parlemen Irak Osama al-Nujaifi dan anggota DPR lainnya. Serta Wakil Presiden Khudayr al-Khuzale dan kepala komisi pemilihan Irak.

Rencananya Irak akan menggelar pemilu April mendatang.Kunjungan Ban ke Irak dipicu oleh pertikaian berdarah antara pasukan pemerintah dan militan di provinsi Anbar.

Menurut laporan AFP, di waktu yang sama dengan kunjungan Ban, bentrokan kembali meletus antara polisi dan militan di Humairah, selatan Ramadi. Saat itu pasukan keamanan berusaha membuka kembali kantor polisi di wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement