Selasa 14 Jan 2014 16:26 WIB

AS dan Inggris Ancam Tinggalkan Suriah

Rep: dessy saputri/ Red: Taufik Rachman
Konflik bersenjata di Suriah.
Foto: Reuters/Omar Ibrahim
Konflik bersenjata di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON –Pemerintah Inggris dan Amerika mengancam akan menghentikan dukungan kepadaoposisi Suriah apabila mereka tidak menghadiri pembicaraan perdamaian Jenewa 2.

BBC melansir, pejabat Koalisi Nasional Suriah mengatakan bahwa Inggris danAmerika Serikat mendesak kelompok tersebut untuk menghadiri pembicaraan yangakan diselenggarakan pekan depan.

Sementara itu, Koalisi oposisi Suriah sendiriakan mengadakan pemungutan suara pada Jumat untuk memutuskan apakah akanmenghadiri pertemuan tersebut atau tidak.Pihak oposisiSuriah sendiri telah terpecah hampir tiga tahun setelah pemberontakan dimulai.

Pembicaraan perdamaian yang akan diselenggarakan di Swiss itu diharapkan dapat menjadisolusi untuk mengakhiri perang saudara di negeri Suriah. Kelompok oposisiSuriah ini dinilai sulit untuk bertemu dengan Presiden Bashar al-Assad.

“AS dan Inggris mengatakan kepada kami untuk menghadiri pembicaraan perdamaian Jenewa 2,” kata seorang pejabat. Menurutnya,kedua negara itu menyatakan tidak akan mendukung kelompok oposisi lagi apabila tidak menghadiri acara tersebut.

“Dan kami akan kehilangan kredibilitas didunia internasional jika kami tidak pergi,” tambahnya. Negara-negarapendukung lainnya, lanjutnya, tidak mendesak kelompok oposisi untuk pergi.

“Prancis meminta kami untuk menghadiri, namun mereka mengatakan akan tidak akanmeninggalkan kami apapun keputusan yang kami ambil,” katanya. Begitu juga dengan negara Arab Saudi dan Turki yang tidak mendesak mereka untuk menghadiri pembicaraanperdamaian.

Namun, pejabat tersebut mengatakan dukungan politik dari Amerika dan Inggris dinilai pentingbagi koalisi dan penghentian dukungan akan sangat berpengaruh bagi kelompok tersebut.

Meskipun begitu, ia juga mempertanyakan apakah mereka benar-benarmemberikan ancaman. Menurutnya,tanpa kelompok oposisi, hanya akan ada pemerintahan Assad di Suriah.

Sehingga hanya akan tersisa pilihan antara pemerintahan yang diktator yang menggunakansenjata kimia dan pemberontak alqaidah. “Jadi mereka akan bekerja sama dengansiapa jika bukan dengan kami?” katanya.

Dikutip dari The Guardian, Menteri Luar Negeri AS John Kerry yakin pihak oposisi akan menghadiri pembicaraan perdamaian Jenewa 2 dengan mempertimbangkan konsekuensinya apabilamereka tidak hadir. “Saya rasa mereka mengerti,” katanya.

Sedangkan, Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, mengatakan pertemuan antara pemerintah Suriahdan oposisi sangat penting dilakukan untuk menyetujui terbentuknya sebuah badantransisi di Suriah dengan kekuasaan eksekutif dan dibentuk oleh kesepakatan bersama untuk memenuhi keingginan rakyat Suriah.

Namun, hal itu dinilai sulit karena pihak oposisi meminta Assad agar tidak menjadi bagian daritransisi, sementara pemimpan Suriah bersikeras tidak ingin mengundurkan diri.

Sebelumnya,Amerika dan Suriah telah membicarakan kemungkinan adanya gencatan senjata lokaldi Suriah menjelang pembicaraan damai. Menteri Luar Negeri AS John Kerry, dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, mengatakan pertukaran tahanan juga tengah dipertimbangkan.

Mereka juga membahas pembicaraan perdamaian Jenewa di Parisbersama dengan utusan PBB dan Liga Arab untuk Suriah Lakhdar Brahimi.Selain itu,dalam pembahasan tersebut, Lavrov dan Brahimi juga menyatakan bahwa Iran harusberperan dalam pembicaraan perdamaian Jenewa 2.

Namun, Kerry mengatakan Iran harus menyetujui kesepakatan dalam Jenewa I yang berisi mengenai transisi politikdi Suriah sebelum berpartisipasi dalam pembicaraan Jenewa 2.

Berdasarkan data PBB, dalam pertempuran antara pemerintah Suriah dengan pihak oposisi, lebih dari 100 ribu orang telah tewas sejak pemberontakan terjadi pada Maret 2011. Sedangkan,jutaan lainnya terpaksa mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement