REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris dan Amerika Serikat mengatakan kepada oposisi utama Suriah bahwa mereka akan menghentikan dukungan jika kelompok itu tidak mengirim perutusan ke pembicaraan perdamaian pada bulan ini, tulis media Inggris pada Selasa (14/1).
"Amerika Serikat dan Inggris mengatakan kepada kami, Anda perlu ke Jenewa," kata pejabat penting Gabungan Bangsa Suriah seperti dikutip BBC dan koran Guardian.
"Mereka membuat sangat jelas bahwa mereka tak akan terus mendukung kami seperti sekarang dan bahwa kami akan kehilangan kepercayaan masyarakat dunia jika kita tidak pergi," katanya.
Tapi, wanita juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jennifer Psaki menyatakan Menteri Luar Negeri John Kerry, yang mengunjungi Vatikan pada Selasa untuk membahas Suriah, tidak menunjukkan bahwa Amerika Serikat berencana memotong bantuan dalam pernyataan umum atau pribadinya.
Kerry menyatakan terdapat taruhan tinggi dalam permainan SOC (Gabungan Lawan Suriah) dan masyarakat dunia sangat percaya bahwa untuk kepentingan mereka dan kepentingan rakyat Suriah, mereka harus mengirim perwakilan, katanya.
Menurut BBC, pejabat Suriah mempertanyakan apakah Inggris dan Amerika Serikat mempunyai pilihan dengan siapa mereka berurusan, dengan mengatakan, "Apa pilihannya?"
"Mereka memiliki diktator keji, yang menggunakan senjata kimia di satu sisi dan Al Qaida di sisi lain. Jadi, siapa akan mereka hadapi, jika bukan kami," katanya.
Kerry pada pekan ini berharap bahwa lawan itu akan menghadiri perundingan berjuluk Jenewa II tersebut, yang dijadwalkan dibuka pada 22 Januari, dengan mengatakan itu adalah "uji kepercayaan atas semua pihak" dalam kemelut tersebut.
Gabungan Bangsa, nama resmi kelompok utama lawan Suriah, terpecah atas apakah akan menghadiri pembicaraan di kota Montreux (Swiss) itu, tapi diperkirakan membuat keputusan pada Jumat.
"Kami mendesak mereka hadir dan menyorot tanggung jawab pemerintah Bashar untuk mengakhiri kemelut mengerikan itu," kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague pada Senin.
Pejabat Gabungan Bangsa, yang berbicara di London, menyatakan pendukung lain Barat tidak memberi tekanan sama seperti Inggris dan Amerika Serikat.
"Prancis meminta kami pergi, tapi mengatakan bahwa mereka bersama kami, apa pun keputusan kami. Itu sama dengan sikap Saudi dan Turki," kata pejabat itu.