Rabu 15 Jan 2014 16:27 WIB

Cuaca Panas Picu Pemadaman Listrik di Victoria

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Cuaca panas yang tengah melanda sejumlah kawasan di Australia membuat penggunaan listrik warga mengalami lonjakan. Peningkatan kebutuhan listrik itu menyebabkan beban daya listrik yang perlu disediakan  terganggu. Otoritas energi di Victoria terpaksa melakukan pemadaman listrik.

Lebih dari 100 ribu rumah dan perkantoran di Victoria akan terkena pemadaman listrik di malam hari. Gangguan suplai listrikini dipicu oleh lonjakan permintaan suplai listrik akibat cuaca panas. Operator  Pasar Energi Australia (AEMO)  yang bertanggung jawab mengelola pasokan dan dan permintaan listrik menyarankan pemerintah negara bagian Victoria untuk melakukan tindakan sore ini.

Menteri Utama, Denis Napthine mengatakan sejumlah fasilitas layanan publik yang penting akan dibebaskan dari kebijakan pemadaman listrik ini. Menurutny Pemerintah Victoria menegaskan pasokan listrik akan diprioritaskan untuk rumah sakit, rumah perawatan dan layanan gawat darurat, transportasi publik dan sejumlah infrastruktur penting. Dalam dua jam mendatang kemungkinan juga akan dilakukan pengurangan suplai listrik ke rumah tangga,” tegas Napthine.

Napthine menjelaskan, masyarakat bisa melakukan tindakan seperti yang dilakukannya saat ini.Yakni, mematikan lampu-lampu di kantor, menaikan  sedikit saja  mesin pendingin ruangan tidak sampai maksimal 16 atau  17, mematikan peralatan eletronik yang selama ini disiagakan. "Langkah ini bisa menyelamatkan penggunaan listrik dalam jumlah banyak dan jika warga bersikap bertanggung jawab kita bisa melewati masalah ini.”

Situasi ini diperparah oleh kerusakan pada stasiun pembangkit listrik  LoyYang yang telah lama rusak dan belum diperbaiki. Warga yang terkena pemadaman listrik didorong untuk menghubungi perusahaan pemasok listrik mereka.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement