REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Aktivis politik Libya Amal al-Taher el-Haj telah mendaftar diri kepada Kongres Umum Nasional sebagai calon Perdana Menteri menggantikan Ali Zeidan, jika Perdana Menteri itu menerima mosi tidak percaya dari parlemen pekan ini.
El-Haj, lahir di Tripoli, dan dikenal sebagai "Mimi". Dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya News Channel, ia mengungkapkan harapannya dapat menjadi PM baru Libya.
Dia percaya bahwa peluangnya sangat tinggi, terutama di saat konflik politik yang sedang berlangsung di negara itu.
Pada hari Rabu, Zeidan mengumumkan bahwa setiap warga negara Libya memiliki hak untuk menjadi PM. Pernyataan ini mendorong wanita berusia 45 tahun ini untuk mengirimkan lamarannya.
El-Haj menyatakan bahwa kepemimpinan Perdana Menteri Ali Zeidan menghasilkan iklim politik yang tidak stabil di negara itu yang kemudian mendorong lawan-lawan politiknya untuk melengserkannya.
Dia percaya bahwa organisasi Ikhwanul Muslimin dan kekuatan Aliansi Nasional, yang dipimpin oleh Mahmoud Jibril segera akan menggulingkan Zeidan dalam mosi tidak percaya.
Dalam wawancara telepon dengan Al Arabiya, el-Haj ditanya bagaimana perasaannya jika terpilih menjadi PM di dunia Arab yang dikuasai oleh laki-laki. Dia menjawab, "Sejak era pemerintahan Ratu Dihya (ratu abad ke-7 di wilayah Afrika barat laut yang dikenal sebagai Numidia) sampai sekarang, pria tidak pernah mengizinkan perempuan untuk berpartisipasi secara efektif dalam pemerintahan Libya, tetapi sekaranglah waktu yang tepat untuk sentuhan seorang wanita dan apa yang menegaskan itu adalah banyak yang mendukung pencalonan saya."
"Saya tidak akan menjadi perdana menteri saja," ia menambahkan, "dan dalam semua kasus, saya selalu keluar rumah mengenakan jilbab."
El-Haj sebelumnya bekerja di Advanced Technology Company, Italia, yang merakit helikopter, namun mengundurkan diri tiga hari sebelum revolusi 17 Februari yang menggulingkan mantan pemimpin Muammar Qaddafi. Dia saat ini menjabat sebagai Direktur Yayasan Free Communications Charitable Association.
El-Haj juga sangat terbuka mengenai keluarganya dan sumber pendapatan mereka, dengan mengatakan, "Saya memiliki lima saudara, salah satunya adalah imigran di Amerika Serikat. Saya juga mempunyai dua bersaudara yang bekerja sebagai insinyur di Libya, satu lagi bekerja sebagai akuntan dan yang terakhir sebagai auditor. Saya juga punya adik yang bekerja sebagai akuntan juga. Selain itu, kami mewarisi properti ayah kami yang juga memberikan kontribusi kepada pendapatan kami."