REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Seorang menteri Palestina, Selasa (14/1) menuduh oposisi Suriah memblokir akses bantuan ke kamp pengungsi Yarmuk di Damaskus selatan. Oposisi menguasai daerah Yarmuk, tapi selama beberapa bulan, pasukan pemerintah mengepung kamp yang terdapat 20 ribu pengungsi Palestina.
Menteri Perburuhan Palestina, Ahmad Majdalani, yang mengunjungi Damaskus untuk merundingkan akses bantuan ke kamp itu, mengatakan penduduk Palestina jangan digunakan sebagai sandera dalam konflik itu. "Satu konvoi bantuan kemanusiaan yang sedang menuju Yarmuk jadi sasaran Senin sekitar 100 meter dari tempat pertemuan yang telah disepakati di ujung kamp itu," kata Majdalani, seperti dilansir dari AFP, Rabu (15/1).
Menteri itu juga mengatakan warga Palestina mengetahui bahwa yang melakukan penyanderaan kamp itu adalah kelompok oposisi, bukan pihak berwenang Suriah.
Sekitar 45 orang tewas dalam bulan-bulan belakangan ini akibat kekurangan pangan dan obat-obatan di Yarmuk. kata kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang memantau kelompok itu, dengan dengan kematian paling baru, Selasa itu.
Konvoi bantuan Senin itu adalah keenam yang gagal memasuki kamp itu. Sumber-sumber Palestina mengemukakan kepada AFP bahwa konvoi-konvoi itu dihambat masuk akibat serangan tembakan, tetapi tidak menyatakan siapa yang bertanggung jawab atas itu. Tetapi komite koordinasi lokal Yarmuk dari kelompok oposisi mengatakan para pendukung Bashar telah menghambat konvoi itu.