REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Setelah tujuh tahun mengalami penurunan terus-menerus di pemeringkatan, Amerika Serikat akhirnya melorot ke posisi ke-12 dalam 2014 Index of Economic Freedom.
Menurut Russia Today, laporan pemeringkat itu menyebut Amerika Serikat satu-satunya negara yang menunjukkan penurunan yang berkepanjangan.
Melorotnya peringkat itu terutama disebabkan oleh penurunan besar dalam hak milik, kebebasan dari korupsi, dan meningkatkan pengeluaran pemerintah, kata studi ini.
Sejak Presiden Barack Obama pertama kali menjabat pada tahun 2009 biaya pertemuan membahas peraturan pemerintah federal meningkat lebih dari 60 miliar USD.
Belanja pemerintah sekarang lebih dari 40 persen dari produk domestik bruto. Utang nasional membengkak menjadi lebih dari 100 persen ukuran ekonomi.
Akan tetapi, lanjut RT, pemerintahan Obama terus menahan laju pembangunan di seluruh sektor ekonomi dengan regulasi, termasuk, keuangan, energi dan kesehatan.
Indeks yang diterbitkan oleh The Wall Street Journal dan sebuah lembaga think tank terkemuka di Washington, The Heritage Foundation, mengevaluasi komitmen negara-negara dalam kebebasan berusaha pada 10 kategori, termasuk kesehatan fiskal, ukuran pemerintah dan hak milik.
Katagori ini diukur dari skor 0 sampai 100. Semakin tinggi papan skor sebuah negara, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, kemakmuran jangka panjang dan kemajuan sosialnya
AS mencetak skor 75,5. Sebagai perbandingan, di puncak atas diduduki Hong Kong dengan skor 90,1, diikuti oleh Singapura, Australia, Swiss dan Selandia Baru.