Kamis 16 Jan 2014 06:56 WIB

Militer Mesir Fobia dengan Tanggal 25 Januari?

Rep: Hannan Putra/ Red: Mansyur Faqih
Aksi unjuk rasa penentang Presiden Mursi di Lapangan Tahrir, Kairo, Rabu (3/7).
Foto: AP/Amr Nabil
Aksi unjuk rasa penentang Presiden Mursi di Lapangan Tahrir, Kairo, Rabu (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Tumbangnya pemerintahan mantan presiden Husni Mubarak pada 25 Januari 2011 menyisakan fobia bagi militer Mesir. Tanggal itu dianggap angka keramat dan bertuah.

Karenanya, militer Mesir menyerukan untuk menutup akses jalan masuk menuju Istana Ittihadiyah terhitung sejak 15 hingga 25 Januari 2014. 

"Karena di tempat dan hari itu juga Husni Mubarak tumbang dari kursi kepresidenan pada 2011," tulis media online mahasiswa Indonesia di Mesir, SinaiMesir.net, Rabu (15/1). 

Militer beralasan, penutupan tersebut menyusul adanya rencana aksi demonstrasi besar-besaran yang digalang Aliansi Nasional Prolegitimasi kepada rakyat Mesir. Namun seruan untuk berdemonstrasi tersebut juga belum dipastikan kesahihannya.

Sejumlah jalan yang menghubungkan ke Istana Ittihadiyah sudah dikawal tank militer berlapis baja. Akses jalan yang menghubungkan ke Tahrir Square juga ditutup oleh militer.

Tidak hanya untuk demonstran, para pengguna jalan yang melewati kawasan tersebut pun mulai dihalau militer. Seperti kawasan Abdul Mun'im, sedikitnya 21 orang telah ditangkap dan digelandang ke kantor polisi karena diduga akan berdemonstrasi.

Pengamat politik setempat mengatakan, pengawalan tersebut terlihat sebagai bentuk fobia militer akan penggulingan Husni Mubarak tiga tahun silam. Mereka khawatir Tahrir Square akan kembali diduduki oleh pendukung Muhammad Mursi menjelang 25 Januari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement