REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev optimistis ekonomi Rusia telah berkembang stabil meskipun pertumbuhannya mengalami stagnasi. Hal ini disampaikannya, Rabu (15/1).
"Dinilai oleh kriteria formal, situasi terlihat cukup stabil: ekonomi tumbuh, meskipun pada kecepatan lambat, anggaran telah berimbang, pengangguran moderat, dan inflasi terkendali," kata Medvedev kepada "Fifth Gaidar Forum" di Moskow, seperti dilaporkan Xinhua yang dikutip Kamis (16/1).
Sementara itu, Medvedev menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartalan pada 2010-2012 mencapai 4,4 persen, dibandingkan dengan 1,2 persen pada kuartal kedua dan ketiga 2013. "Tidak ada yang menyangkal bahwa dinamika pembangunan kita ini mengkhawatirkan," Medvedev mengakui.
Dia mengatakan masalah saat ini hasilkan dari kebijakan ekonomi yang sukses pada dasawarsa terakhir, bukan dari kesalahan. "Itu (kebijakan) membiarkan negara kita membuat lompatan maju ke tingkat kualitatif baru di mana kita menghadapi tantangan yang benar-benar berbeda, secara alami dan secara besaran," kata perdana menteri.
Perlambatan ekonomi Rusia terutama disebabkan kendala struktural dan institusional yang tidak memungkinkan negara untuk bergerak ke sebuah tingkat fundamental baru pada pembangunan, tambahnya.
Pada Desember, dalam pidato tahunan kepada seluruh bangsa negara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyalahkan faktor-faktor domestik untuk perlambatan ekonomi negara itu. Presiden menuntut keseimbangan antara pertumbuhan industri dan perlindungan lingkungan, dan menghempaskan produktivitas tenaga kerja yang rendah di negeri itu.