Kamis 16 Jan 2014 11:56 WIB
Masih Ada Masalah Politik

Australia Batal Ikuti Latma MNE Komodo 2014

KRI Banda Aceh 593
Foto: ©navalphotos
KRI Banda Aceh 593

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Angkatan Laut Australia batal mengikuti Latihan Bersama Multilateral "Naval Exercise Komodo 2014" yang diselenggarakan di Perairan Kepulauan Riau, Indonesia pada Maret hingga April 2014.

"Ini kesepakatan dua pemerintah karena permasalahan politik," kata Direktur Latihan MNE Komodo 2014 Laksamana Pertama TNI Amarulla Octavian di Batam, Kamis.

Awalnya, angkatan laut Australia diundang dan bersedia untuk mengikuti latihan bersama negara-negara ASEAN plus itu. Namun, di tengah jalan, kedua negara sepakat untuk membatalkan kepesertaan Australia.

Meskipun tidak menjadi peserta, AL Australia mengirimkan perwakilannya untuk menjadi observer.

Di tempat yang sama, perwakilan Australia, Katja Blitz melalui bagian hubungan luar negeri TNI AL, mengatakan senang dengan keterlibatan negaranya pada kegiatan itu.

Pihaknya masih menunggu keputusan politik pemerintahnya untuk kemungkinan menaikan status dari observer menjadi peserta kegiatan.

Latma MNE Komodo 2014 diikuti 10 negara ASEAN yaitu Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Laos serta tujuh negara lainnya yaitu India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Amerika Serikat, China dan Rusia.

Kepala Dispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan secara umum MNE Komodo 2014 bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan dalam kerja sama menangani bencana alam.

MNE Komodo 2014 memiliki dimensi kepentingan nasional sekaligus regional untuk meningkatkan hubungan antar negara ASEAN dan negara non ASEAN, meningkatkan stabilitas keamanan maritim kawasan dan meningkatkan kemampuan tim penanggulangan bencana Indonesia, terutama TNI AL dalam operasi secara multilateral.

Selain itu MNE Komodo 2014 juga memberikan rekomendasi strategis bagi kerja sama ASEAN Regional Forum dalam penanggulangan bencana di wilayah regional, memfasilitasi keselarasan berbagai protokol nasional, regional dan internasional dalam penanggulangan bencana serta meningkatkan kemampuan komunikasi sosial internasional dan kerja sama prajurit TNI AL antar negara ASEAN dan non ASEAN.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement