REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pemuda Australia yang tewas terbunuh bersama isterinya di Suriah pekan lalu ternyata telah direkrut untuk berjuang melawan rezim Assad. Diduga pria bernama Yusuf Ali itu terkait dengan jaringan organisasi teroris Alqaeda dan afiliasinya Jabh at al Nusra.
Yusuf Ali (22 tahun) dan isterinya, Amira Ali, dilaporkan tewas di dekat Aleppo di Utara Suriah pada awal Januari 2014. BC berhasil mendapatkan dokumen dari pengadilan yang didaftarkan bulan lalu berisi dugaan Yusuf Ali – yang terlahir dengan nama Tyler Casey – berada di Suriah untuk bergabung dengan kegiatan perang bersenjata. Dokumen ini bertentangan dengan laporan yang menyebutkan pasangan itu berada di Suriah untuk kegiatan kemanusiaan.
Pada bulan Desember lalu, seorang pria di Sydney, Hamdi AL Quddsi ditangkap karena tuduhan membantu warga Australia pergi ke Suriah untuk berjuang dalam konflik panjang di Suriah. Pria itu didakwa dengan pasal kejahatan terkait serangan asing dan rekrutmen.
Antara Juni dan Agustus tahun lalu, Al Qudsi dituding membantu Yusuf Ali masuk ke Suriah untuk ikut berperang dan secara khusus bergabung dengan kegiatan bersenjata.
Kepolisian Federal Australia (AFP) mengatakan Al Qudsi terkait dengan organsiasi terorisme terlarang Jabh at al Nusra yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
Sumber yang dekat dengan pasangan tersebut mengatakan kepada ABC kalau Yusuf Ali mengaku kepada teman-temannya kalau ia siap berjuang bersama Al Qaeda sebelum berangkat ke Suriah tahun lalu dan tidak akan kembali ke Australia atau Amerika Serikat.
Otoritas Australia dan mitranya AS telah mewawancarai anggota keluarga pasangan itu selama beberapa hari terakhir.
Sumber ABC mengatakan Yusuf Ali lahir di AS dan pindah ke Australia di usia remaja. Ibunya Kristine Hunt, berasal dari Adelaide tapi sekarang tinggal di AS.
Yusuf dibesarkan di Redcliffe, di Utara Brisbane sebagai umat Katolik yang patuh bersama ibu dan ayah tirinya, Michael Turnbull. Kedua orang tuanya kemudian bercerai ketika ia berusia 13 tahun, setelah itu ibu dan anak ini kembali ke AS.
Setelah menghabiskan beberapa waktu di Colorado Springs bersama ibu dan partner barunya Randall Hunt, Yusuf kembali ke Australia ketika berumur 17 tahun dan kemudian diyakini memeluk agama islam di masa-masa ini.
Pada November 2011, Yusuf pindah ke Sydney bersama dengan wanita berusia 22 tahun yang kemudian dinikahinya, Amira Ali, yang ikut tewas bersamanya pekan lalu.
Sahabat membenarkan Yusuf Ali sebagai sosok anak yang pendiam dan yakin keputusannya meninggalkan isteri dan rumahnya untuk berjuang ke Suriah adalah hal yang benar.
Sebelum berangkat Yusuf Ali sempat mengunggah status di akun Facebooknya tahun lalu yang mengindikasikan kepercayaan dan keyakinan ekstrimisnya.
Misalnya saja pada 9 Juni 2013 ia menulis status : “Mereka yang percaya dan melakukan tindakan yang lurus akan dijanjikan surga dimana mereka akan tinggal selamanya dan tidak akan bersedih hati pula atau takut pada hari ketika teror akan menyerang hati setiap jiwa."
Yusuf Ali dan isterinya dilaporkan terbunuh oleh pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di rumah mereka di dekat Aleppo. FSA terlibat dalam pertarungan tiga-arah untuk menguasai wilayah Suriah, yang memerangi pasukan Presiden Bashar al-Assad di satu sisi, dan kelompok-kelompok jihad seperti Al Nusra di sisi lain.
Kematian Yusuf Ali dan isterinya Amira Ali ini menambah jumlah warga Australia yang tewas terbunuh di Suriah menjadi tujuh orang.