REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Gelombang panas tidak hanya berdampak pada warga Australia saja. Di Adelaide yang pada Kamis (16/1) menjadi kota terpanas di dunia dengan suhu mencapai 46 derajar celsius. Kondisi ini juga ditandai dengan matinya 90 ekor koloni kelelawar jenis Rubah terbang yang tergeletak di Kebun Raya Adelaide.
Cuaca panas ini mulai menerpa Adelaide sejak dini hari pukul 02.00. Banyak dari kelelawar yang bermigrasi dari negara bagian di wilayah Timur Australia itu berjatuhan dari pohon dalam keadaan mati atau dehidrasi atau kekurangan cairan.
Relawan yang sudah dilatih dan divaksin mengumpulkan kelelawar korban gelombang panas. Mayoritas dari kelelawar yang mati itu masih anak-anak dan sejumlah diantaranya dirawat karena stres kepanasan.
Ilmuwan dari Kementerian Lingkungan, Jason van Weenen mengatakan sudah sepersepuluh dari koloni kelelawar di Adelaide mati karena gelombang panas yang tengah melanda saat ini.
Dia mengatakan makhluk ini tinggal berkelompok selama masa stres panas dan banyak yang saling mencekik satu sama lain.
"Pengelompokan ini cukup memprihatinkan. Kelelawar itu benar-benar kelelahan dan mulai saling bertumpuk satu sama lain dan itu justru membuat mereka lebih sulit untuk mengatur suhu mereka," katanya.
"Sudah 90 kelelawar tewas sejauh ini sejak gelombang panas melanda Adelaide, tampaknya bisa diprediksikan aka nada lebih banyak kelelawar yang binasa karena temperature udara hari ini lebih panas,” katanya.
"Koloni ini menunjukan tanda-tanda klasik satwa yang terkena serangan hawa panas. Mereka saling bertumpuk dan banyak mengkibas-kibaskan sayapnya.
"Kelelawar itu juga banyak yang berusaha turun dari pohon-pohon ke tempat yang lebih rendah mencari tempat yang lebih tertutup dari sengatan matahari untuk menenangkan diri."
Warga disarankan untuk tidak menyentuh kelelawar yang tergeletak di tanah. Karena kelelawar yang sakit dan terluka masih bisa menyerang dan mencakar dan bisa menularkan penyakit. Untuk itu warga diminta menghubungi tim penyelamat hewan.
Pekan lalu lebih dari 100 ribu kelelawar mati karena gelombang panas di Queensland, di kawasan ini populasi kelelawar lebih banyak dibandingkan di Adelaide.
Sementara di musim panas tahun lalu, di taman-taman di Adelaide ditemukan lebih dari 100 ekor kelelawar tewas karena serangan hawa panas dan contoh yang diambil menunjukan kelelawar itu positif mengandung virus Hendra.