REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Suriah diminta menghentikan penyerangan ke kota-kota Suriah yang dikuasai kelompok oposisi. Pasalnya, di kota-kota tersebut penduduk kelaparan hingga sekarat.
Karenanya, Direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Philip Luther menyatakan Konferensi Perdamaian Jenewa II untuk Suriah harus menghasilkan kesepakatan tersebut.
Amnesti Internasional, ujar Luther, meminta Pemerintah Suriah dan oposisi berkomitmen memberikan akses kepada organisasi kemanusiaan yang beroperasi di seluruh Suriah.
"Pemandangan memilukan ada di mana-mana, banyak anak yang terlihat sangat kurus dengan tulang menonjol dan kulit menguning telah muncul dalam beberapa hari terakhir," ujarnya seperti dilansir amnesty.org, Kamis (16/1) waktu setempat.
Luther mengatakan, PBB, Pemerintah Suriah, dan kelompok oposisi, harus memangkas penderitaan warga. "Itu yang harus diprioritaskan di atas segalanya," katanya.
Ia berkata, jika konferensi perdamaian berjalan sesuai rencana, maka akan memberikan perkembangan yang baik bagi pemenuhan HAM dan pengurangan konflik antar pihak yang bertikai.
"Dalam Konferensi Perdamaian Genewa II harus mengutamakan pemenuhan HAM. Jangan sampai HAM dikorbankan hanya demi kepentingan politik," ucap Luther.
Pemerintah Suriah menghambat pengiriman bantuan penting untuk penduduk sipil di sekitar Damaskus, termasuk tempat pengungsian al-Yarmouk bagi pengungsi Palestina. Luther mengungkapkan, di tempat pengungsian tersebut, 49 orang, termasuk 17 perempuan dan anak perempuan, dilaporkan meninggal dunia sejak Juli lalu. Beberapa orang meninggal akibat kelaparan.