Jumat 17 Jan 2014 12:40 WIB

Menkeu AS Desak Kongres Naikkan Pagu Utang

Kongres AS
Foto: VOA
Kongres AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Keuangan AS, Jacob Lew, pada Kamis (16/1), mendesak Kongres segera menaikkan pagu pinjaman negara itu guna mencegah pertikaian politik lain tentang utang yang bisa membuat bingung pasar modal.

"Kami mempunya, Anda tahu, batas waktu yang semakin dekat pada Februari. Pada 7 Februari kewenangan meminjam (otoritas pinjaman) kami habis lagi. Pada saat itu, Kongres harus bertindak," katanya, seperti dilansir dari AFP, Jumat (17/1).

Berdasarkan undang-undang saat ini Departemen Keuangan dapat meminjam apa yang dibutuhkan untuk menutupi defisit anggaran AS sampai 7 Februari, ketika sebuah pembatasan baru ditetapkan hari itu. Departemen Keuangan memiliki langkah-langkah akuntansi khusus yang dapat dilakukan untuk menutupi defisit selama beberapa minggu.

Tetapi jika plafon pinjaman tidak dinaikkan setelah itu, pemerintah harus memangkas pengeluaran atau bisa dipaksa "default" (gagal bayar) pada utangnya. "Ini sebuah kesalahan menuju ke menit terakhir. Ini suatu kesalahan untuk menunggu sampai jam ke-11," kata Lew dalam sebuah diskusi di Council on Foreign Relations, sebuah lembaga riset (think tank) di Washington. "Kongres harus melakukan hal ini secepat mungkin dan dengan drama sesedikit mungkin," katanya.

Partai Republik dan Demokrat di Kongres telah bertempur sampai menit terakhir atas plafon utang tiga kali dalam 16 bulan terakhir, yang mengangkat kekhawatiran bahwa negara itu bisa "default" pada utang dan mendorong penurunan peringkat kredit dari Standard & Poor's.

Utang AS saat ini berdiri di sekitar 17,3 triliun dolar AS. Lew mengatakan perkelahian telah berdampak pada ekonomi riil, sekalipun pagu utang akhirnya meningkat. "Orang-orang khawatir tentang apa yang terjadi jika pembayaran tidak dilakukan, apa yang terjadi jika ada sebuah kejatuhan ekonomi yang merongrong stabilitas mereka, pekerjaan mereka. Ini bukan hal yang Kongres harus mainkan dengan permainan itu."

Lew mengatakan bahwa jika tidak ada perubahan yang dibuat, Departemen Keuangan mungkin bisa berhasil melewati akhir Februari atau awal Maret, sementara memperingatkan bahwa arus kas pemerintah, terutama pada periode itu sangat tidak terduga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement