REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Sebuah fakta mencengangkan terpapar di Afrika Selatan. Laporan Departemen Urusan Lingkungan seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/1), menyebutkan terjadi lonjakan badak yang diburu dan dibunuh secara ilegal.
Departemen melaporkan 1.004 ekor badak dibunuh sepanjang 2013. Angka itu meningkat dibandingkan 2012 dan 2011 yang masing-masing mencatatkan kematian badak sebanyak 668 ekor dan 448 ekor.
Sebagian besar serangan terjadi di Taman Nasional Kruger yakni 606 ekor. Sebagai gambaran, populasi badak di Afrika Selatan diperkirakan 20 ribu ekor.
Lonjakan perburuan tak lepas dari tingginya permintaan tanduk badak oleh konsumen di Benua Asia. Tanduk-tanduk itu diselundupkan keluar dari Afrika Selatan ke Asia, khususnya Vietnam dan Cina.
Di kedua negara itu, tanduk digunakan sebagai simbol atau status dan sebagai pengobatan tradisional. World Wildlife Fund (WWF) telah mengeluarkan pernyataan yang isinya mengecam praktek tersebut.
Melalui manajer program badak untuk Afrika Selatan, Jo Shaw, WWF mengimbau agar penangkapan terhadap pelaku dan otak di balik praktek ini dilakukan. Tujuannya untuk mencegah matinya rantai kehidupan hewan bercula itu di masa depan.