Ahad 19 Jan 2014 16:52 WIB

Pertama Kali, Ilmuwan Australia Kumpulkan Sperma Kadal Guana

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA --  Sekelompok tim ahli di Australia untuk pertama kalinya berhasil membangun bank genetika sejumlah hewan langka. Upaya ini diawali dengan mengumpulkan sperma dari kadal khas Australia, Goanna.

Aktifitas mengumpulkan sperma berbagai jenis species kadal Goanna khas Australia ini merupakan bagian dari proyek lebih besar yang  bertujuan melestarikan genetika dari satwa langka yang terancam punah karena migrasi katak tebu beracun di Kimberly, Australia Barat.

Para peneliti mengumpulkan sperma Goanna ini dengan menggunakan teknik ejakulasi listrik yang sampai sekarang hanya digunakan terhadap reptil di AS.

Simon Clulow dari Universitas Newcastle mengatakan proyek ini merupakan awal dari proyek bank genetika satwa langka yang diberi nama “Kimberly Ark”.

"Untuk pertama kalinya di Australia dan kedua kalinya di dunia, kita berhasil mengambil sampel sperma dari spesies reptil. Dan ini merupakan awal dari proyek bank sperma satwa langka yang kita sebut Kimberley Ark," katanya.

Menurut Clulow  ini merupakan pengalaman  yang sangat menarik."Semua jenis kadal dan ular sebenarnya memiliki dua penis yang disebut hemipenes, jadi kita harus  menangani kondisi ini,” katanya.

Clulow mengatakan bank gen ini dibutuhkan untuk memitigasi dampak dari migrasi katak tebu beracun ke kawasan Kimberley di Australia Barat.

"Jumlah Goanna terus menurun hingga 96 persen sementara marsupial karnivora khas Australia Quoll juga berpotensi mengalami kepunahan lokal,  oleh karena itu tujuan proyek ini adalah untuk melestarikan keanekaragaman satwa di kawasan ini dan berusaha mengembalikan keanekaragaman itu pasca satwa tersebut memang sudah punah,”  tambahnya.

Tantangan berikutnya adalah menemukan cara  untuk menyimpan sampel sperma Goanna itu dalam  jangka waktu yang tidak terbatas, sehingga bisa digunakan untuk menghidupkan kembali spesies itu jika mereka sudah benar-benar punah nantinya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement