Ahad 19 Jan 2014 13:42 WIB

Oposisi Suriah Akan Hadiri Perundingan Jenewa II

Konflik bersenjata di Suriah.
Foto: Reuters/Omar Ibrahim
Konflik bersenjata di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kelompok oposisi utama Suriah, Koalisi Nasional Suriah (SNC), mengumumkan di Istanbul akan menghadiri perundingan perdamaian Jenewa II setelah mengadakan pemungutan suara rahasia mengenai kesertaannya pada Sabtu.

SNC mengatakan bahwa 58 dari 75 anggota memilih mendukung kehadiran kelompok itu pada pembicaraan perdamaian, 14 suara menentang, dua abstain dan satu suara kosong.

"Ini adalah keputusan terberat. Mayoritas mutlak memilih mendukung pergi ke Jenewa dan menjadi bagian dari sisi di meja perundingan," kata juru bicara SNC Louay Safi pada konferensi pers di sebuah hotel sekitar 90 km sebelah barat kota pesisir Turki Istanbul.

Dia mengatakan bahwa tiga kelompok pemberontak yang berperang di Suriah, Al-Sham Ajnad, tentara Al-Mujahidin, dan front revolusioner Suriah, setuju untuk pergi ke konferensi Jenewa II dan memberi dukungan penuh kepada oposisi Suriah.

"Kami sangat senang mendengar tentang dukungan mereka. Mereka pasti akan menjadi bagian dari perundingan dan mereka semua menghargai solusi politik," kata Safi.

Ketua Umum SNC Ahmad Al-Jarba mengatakan pada konferensi pers: ... "Hari ini kita memasuki fase lain dari revolusi kami, berada di persilangan. Di satu sisi ada orang-orang yang membawa bendera Suriah, di sisi lain ada orang-orang yang membunuhi rakyat yang tidak bersalah."

Jarba mengatakan koalisi memutuskan untuk pergi ke Jenewa guna mencapai tuntutan rakyat Suriah. "Kami pergi ke Jenewa dengan sangat nyaman karena rakyat Suriah mendukung kami. Kami ingin suara kami didengar," katanya.

Pada November, SNC yang berbasis di Istanbul mengatakan bahwa pihaknya akan menghadiri pembicaraan damai jika sejumlah persyaratan terpenuhi, termasuk membebaskan tahanan politik dan mengizinkan akses bantuan pemerintah ke daerah-daerah yang terkepung.

Dia juga mengatakan bahwa ia tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan kecuali jika Presiden Suriah Bashar al-Assad berjanji untuk tetap keluar dari pemerintahan transisi di masa depan. Namun, persyaratan ini belum terpenuhi.

Konferensi perdamaian yang didukung PBB, akan dibuka pada 22 Januari di Swiss, akan mempertemukan perwakilan dari kedua pemerintah dan oposisi politik yang didukung Barat untuk pertama kalinya sejak konflik mereka meletus mulai hampir tiga tahun lalu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan bahwa konferensi akan menjadi tengara "misi harapan", dan menambahkan bahwa itu adalah "tidak dimaafkan jika tidak memanfaatkan kesempatan ini" untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan lebih dari 130.000 orang dan jutaan lainnya mengungsi.

Konferensi Jenewa II bertujuan untuk mencapai kesepakatan antara pemerintah dan oposisi untuk pelaksanaan penuh dari Komunike Jenewa, yang diadopsi setelah konferensi Jenewa I pada 30 Januari 2012.

sumber : Antara/Xinhua/Oana
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement