REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengatakan bahwa dia mengundang Iran untuk menghadiri pembicaraan damai dengan Suriah pada 22 Januari di Montreux, Swiss. Teheran berjanji akan memainkan peran positif dan konstruktif jika diminta untuk berpartisipasi.
Lebih dari 100 ribu orang telah tewas dan lebih dari dua juta orang meninggalkan Suriah selama tiga tahun perang sipil. Negara Barat dan Teluk Arab mengatakan mereka enggan mendukung gagasan Iran untuk berpartisipasi sebab mendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad dan tak pernah mendukung transisi politik di Suriah, seperti yang disepakati di Konferensi Internasional Jenewa pada Juli 2012.
Ban mengatakan ia telah berbicara panjang lebar dengan Menteri Luar Negeri iran, Mohammad Javad Zarif dalam beberapa hari terakhir dan percaya bahwa Teheren mendukung rencana 2012 di Jenewa.
"Dia telah meyakinkan saya bahwa mereka akan hadir di Montreux. Iran memahami bahwa dasar dari pembicaraan ini adalah implementasi penuh dari konferensi 20 Juni 2012," ujar Ban, dilansir dari Reuters, Senin (20/1).
Ban dan Zarif setuju bahwa tujuan dari negosiasi ini adalah menetapkan transisi dan kekuasaan eksekutif penuh. Iran harus bepartisipasi di Swiss sebagai salah satu negara tetangga yang penting. Ban berharap Iran segera mengeluarkan pernyataan resminya untuk menanggapi ajakannya.
Awal tahun ini, Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Iran mungkin memainkan peran disela-sela konferensi perdamaian Suriah di Montreux. Para pemain kunci dalam pembicaraan ini adalah pemerintahan Assad dan oposisi pemberontak yang telah berjuang hampir tiga tahun untuk mengusirnya.