REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Menteri Utama Negara Bagian Australia Selatan Jay Weatherill memperkirakan kerusakan akibat kebakaran hutan negara bagian yang berpusat di Adelaide itu mencapai AUD$10 juta atau sekitar Rp 100 miliar. Tak hanya itu, sekitar 1.700 ternak mati akibat kebakaran yang terjadi pada akhir pekan lalu.
Dalam musibah tersebut, puluhan rumah dikonfirmasi terbakar di sejumlah wilayah. Buntutnya, 200 usaha peternakan serta kendaraan untuk pertanian ludes terbakar. Termasuk hancurnya puluhan kilometer pagar pembatas wilayah pertanian.
Pihak pemadam kebakaran setempat mengungkapkan sekitar 20an gudang juga ikut hangus dan 75 persen kawasan hutan pinus Wirrabara Forest's musnah.
Pada peristiwa kebakaran sebelumnya, Australia Selatan juga telah kehilangan kawasan hutan sekitar 60 persen. “Diperkirakan (kerugian) mencapai AUD$ 7 juta di wilayah tersebut,” ungkap Weatherill.
Weatherill sebelumnya menjanjikan dan bantuan untuk jangka pedek senilai AUD$ 700 hibah buat para korban kebakaran. Namun melihat luasnya dampak kebakaran dana bantuan sejumlah korban mungkin mesti mendapat jatah bantuan lebih besar. “Bantuan jadi membesar, AUD$ 5600 hibah untuk kerusakan yang harus diuji. Itu untuk kerusakan bangunan dan barang-barang," lanjutnya.
Sejumlah petani yang propertinya hangus terbakar kini mulai memunguti puing-puing reruntuhan bangunan. Para petani di kawasan Flinders Ranges mengklaim tidak pernah melihat kobaran api sebesar itu seperti yang terjadi di daerah Bangor yang cepat menjalar.
Seorang petani dari Wongyarra, Geoff Zanker, bercerita kalau dia mencoba menahan kobaran api yang mulai mendekati rumahnya. "Saya berbicara tak satupun yang pernah melihat api seperti ini,” katanya.