Kamis 23 Jan 2014 09:58 WIB

Jepang Akan Tingkatkan Partisipasi Perempuan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Mansyur Faqih
PM Jepang Shinzo Abe
Foto: Reuters
PM Jepang Shinzo Abe

REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, PM Jepang Shinzo Abe menekankan pendekatan baru yang radikal untuk kebijakan moneter dan fiskal negaranya. Jepang akan melakukan reformasi suplai, termasuk peningkatan besar dalam jumlah tenaga kerja perempuan.

Abe mengatakan, akan mengambil langkah ekstrem dengan memotong pajak perusahaan, menarik investasi ke Jepang dan meningkatkan partisipasi perempuan. Dia berjanji, pada 2020 sebanyak 30 persen posisi bisnis utama akan diduduki perempuan.

Persentase ini bahkan lebih tinggi dari Inggris dan Amerika Serikat. Menurutnya, Jepang menjadi masyarakat yang sangat tua. Bahkan jumlah anak semakin sedikit.

"PDB Jepang sebetulnya bisa didorong ke angka 16 persen jika partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja ditingkatkan. Sudah waktunya untuk mengurangi cengkraman laki-laki," ujar Abe, dilansir dari the Guardian, Kamis (23/1).

Budaya perusahaan Jepang masih mengutamakan laki-laki. Angkatan kerja perempuan adalah sumber daya yang paling kurang dimanfaatkan. Jepang, kata Abe, harus menjadi tempat bagi kaum perempuan bersinar.

Abe menambahkan, Jepang akan mengimpor lebih banyak pekerja asing dengan gaji layak untuk dipekerjakan. Mulai dari pembantu rumah tangga, perawat orang tua, dan sejenisnya. Ini untuk menggantikan peran perempuan dan ibu rumah tangga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement