REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Dua wartawan dan seorang supir yang bekerja untuk stasiun televisi Jerman diserang oleh sekelompok orang di Kairo, Jumat (24/1), ketika mereka meliput ledakan bom mobil di kantor polisi di ibu kota Mesir tersebut, kata televisi itu.
Massa yang marah mendatangi ketiga orang itu, yaitu seorang juru kamera, produser dan supir, serta menyebut mereka sebagai "pengkhianat" dan "antek-antek dari Ikhwanul Muslimin", kata televisi ARD di situs beritanya. Dua orang dirawat di rumah sakit karena luka-luka yang parah, kata ARD.
Mereka berusaha melarikan diri namun dikejar oleh massa, yang memukuli mereka dan menyerang mereka dengan benda-benda tajam. Orang-orang itu selamat berkat polisi berpakaian sipil yang melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa.
Menurut laporan AFP yang dikutip Sabtu (25/1), enam orang tewas dalam empat ledakan di Kairo pada Jumat, menjelang peringatan pemberontakan 2011 yang menggulingkan Hosni Mubarak dari kekuasaan. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Jerman mengutuk serangan itu dan mengungkapkan kekhawatiran serius mengenai keadaan di Mesir.
Pada Desember, pemerintah Mesir mengumumkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris dan melarang keanggotaan dan dukungan bagi gerakan tersebut. Pengumuman Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris pada 25 Desember disampaikan sehari setelah serangan bom mobil bunuh diri terhadap kantor polisi menewaskan 16 orang, yang diklaim oleh sebuah kelompok Sinai dan dikecam oleh Ikhwanul Muslimin.
Kelompok itu meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan setelah militer menggulingkan Presiden Mesir, Muhammad Mursi pada 3 Juli. Penumpasan kelompok yang dilakukan kemudian di Mesir menewaskan ratusan orang dan lebih dari 2.000 ditangkap di berbagai penjuru negara itu.