Sabtu 25 Jan 2014 21:35 WIB

Rusia Cela Uni Eropa Atas Promosi Agresif Soal Hak Gay

Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: AP/Ivan Sekretarev
Presiden Rusia Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan HAM versi Rusia, Kamis (24/1) lalu merilis kecaman keras terhadap negara-negara Uni Eropa atas sikap mereka yang dipandang melakukan 'promosi agresif' terhadap hak seksual minoritas, para gay dan lesbian. Pernyataan itu menjadi bentuk terkini penentangan keras pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Laporan Kementrian Luar Negeri Rusia terhadap hak asasi manusia di penjuru UE mengkritik kemunculan kian  marak sikap xenofobia, rasisme, kekerasan berbasis nasionalisme dan chauvinism--terutama di negara-negara kawasan timur--begitu juga sikap anti-Semit dan neo-Nazisme.

Laporan itu, seperti dirilis Aljazeera, Jumat (24/1) juga mengklaim negara-negara itu, ketika mereka mendewakan hak-hak asasi di penjuru dunia tetapi mereka juga berupaya menyebarkan dan membuat nilai-nilai neo-liberal sebagai gaya hidup universal. "Terutama sangat terlihat dalam 'promosi agresif' terhadap hak-hak seksual minoritas," ujar laporan tersebut.

Menyinggung protes di Prancis tahun lalu atas legalisasi pernikahan sesama jenis, laporan juga menyatakan pendekatan itu justru mendapat penolakan tidak hanya dari negara-negara yang memiliki nilai tradisional tetapi juga negara-negara yang selama ini bersikap liberal terhadap kaum homo.

"Upaya semacam itu memaksa negara lain memiliki pandangan asing terhadap homoseksual dan pernikahan sesama jenis sebagai norma hidup, jenis fenomena sosial alami yang layak mendapat dukungan di tingkat negara," ujar laporan.

Rusia saat ini menghadapi kritik keras dari internasional menjelang perhelatan pesta olahraga musim dingin, Sochi Olympics karena mengadopsi undang-undang anti-gay yang menghukum propaganda secara langsung tentang homoseksual dengan denda atau bahkan penjara.

Dalam wawancara dengan BBC pada Ahad pekan lalu, Putin menyatakan Rusia harus 'membersihkan' negara itu dari gays bila ingin meningkatkan angka kelahiran dan membasmi pedofilia. Meski ia juga menyatakan suporter gay mesti tetap diberi hak untuk bisa berpartisipasi di Olimpiade Sochi.

"Tidak perlu ada ketakutan terhadap mereka yang berorientasi seksual nontradisional, yang ingin datang ke Sochi sebagai tamu atau partisipan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement