REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Bank Dunia mengumumkan pada Ahad (27/1), akan meluncurkan program bantuan pengembangan senilai 2 miliar dolar AS (24,5 triliunan) untuk Myanmar. Dana tersebut termasuk untuk penggarapan proyek peningkatan akses energi dan kesehatan di bekas negara militer tersebut.
Presiden Bank, Jim Yon Kim, dalam kunjungan pertama ke negara tersebut mengatakan separuh dari dana akan digunakan untuk meningkatan pasokan energi negara di mana lebih dari 70 persen populasi masih belum bisa menikmati listrik stabil yang bisa diandalkan, bahkan termasuk mereka yang tinggal di Yangon.
"Kami meningkatkan dukungan terhadap upaya reformasi besar yang hingga kini masih terus berlangsung di Myanmar karena kami ingin membantu pemerintah memberi keuntungan terhadap rakyat miskinnya bahkan lebih cepat,' ujar Kim dalam pernyataan resmi di Myanmar.
"Perluasan akses terhadap listrik di negara seperti Myanmar bisa membantu mengubah dan memben tuk masyarakat, anak-anak bisa belajar di malam hari dan toko-toko masih bisa tetap buka, begitu pula klinik-klinik layanan kesehatan bisa memiliki lampu dan energi untuk memberi daya teknologi penyelamat hidup. Listrik membantu membawa akhir dari kemiskinan." ujarnya.