Senin 27 Jan 2014 17:16 WIB

Aksi Militer AS Diperlukan untuk Jatuhkan Assad

Rep: Elba Damhuri/ Red: Hafidz Muftisany
bashar assad (file photo).
Foto: AP/Vahid salemi
bashar assad (file photo).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Masa depan Suriah masih belum jelas meski konferensi perdamaian Jenewa II sudah digelar di Swiss. Untuk itu, ada dua cara tepat guna menjatuhkan Presiden Bashar Al-Assad yang bisa dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya.

Pertama, kata konsultan politik dan pengajar di Universitas Stanford, Anja Manuel, AS di bawah pemerintahan Barack Obama harus mengambil langkah tegas berupa aksi militer terhadap mesin-mesin senjata pendukung Assad.

"Ini penting dilakukan agar Assad bisa digantikan dan rezim baru yang moderat bisa menggantikan," kata Anja dalam ulasannya di Reuters, Senin (27/1).

Mantan pegawai di kementerian luar negeri AS semasa Presiden George W Bush ini berpendapat, sungguh tidak mungkin masa depan Suriah bisa terwujud dengan baik dengan tetap melibatkan Assad. Penggulingan Assad menjadi sangat penting di sini.

Kedua, AS harus mempersenjatai para pejuang dan oposisi Suriah yang dinilai moderat dan jauh dari garis keras. AS harus memilih kaum oposisi yang tidak berhubungan dengan Alqaidah.

Dalam hal ini, kata Anja, AS tidak perlu melakukan serangan militer atas para pendukung Assad, tetapi kaum oposisi yang melakukan itu. Kondisi ini memang sudah terjadi saat ini namun minim dukungan AS.

Belajar dari perang Afghanistan, Anja menuturkan, AS harus mengetahui akhir dan ujung perang ini. Ketika di Afghanistan AS hanya mencegah pengaruh Soviet masuk di sana namun membiarkan negeri itu terpecah-pecah dalam perang saudara yang akhirnya merugikan kepentingan AS.

Di Suriah, Anja menegaskan, AS harus memahami siapa yang didukung dan menentukan akhir dari situasi yang terjadi saat ini. "Aksi militer menjadi sangat penting di sini," tegas dia.

Pendapat Anja ini semakin mengukuhkan pesimisme banyak kalangan atas hasil konferensi Jenewa II. Konferensi yang mempertemukan kubu oposisi dan Pemerintah Assad itu diramalkan sia-sia belaka mengingat banyak faktor penting yang tidak dipenuhi pertemuan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement