REPUBLIKA.CO.ID,SYDNEY -- Konflik Suriah membawa risiko tersendiri berupa munculnya ekstremis baru di Australia yaitu warga negara yang menjadi radikal setelah pulang dari bertempur di sana. Demikian kata pemerintah pada Selasa.
Jaksa Agung George Brandis mengatakan perang saudara yang telahmenmyebabkan 130.000 orang meninggal dan membuat jutaan orang lain terpaksa meninggalkan rumah menjadi itu tantangan keamanan dunia yang rumit yang meluas ke luar batas Suriah.
''Dua orang ditangkap di Australia pada Desember dan dituntut dengan dakwaan melakukan pelanggaran pidana serangan asing, setelah ikut berjuang dengan kelompok gerilyawan di Suriah,'' kata Brandis pada peresmian Konvensi Interpol untuk Keamanan Global Melawan Terorisme di Sydney.
"Di Australia, seperti negara lain, kita menyaksikan pertumbuhan warga yang bepergian ke luar negeri untuk terlibat atau mendukung kegiatan terorisme dan konflik," katanya.
"Orang-orang ini bukan saja berpeluang melanggar hukum Australia dan tindak pidana di luar negeri,'' katanya. ''Namun, ketika kembali ke Australia, mereka membawa risiko besar pada keamanan nasional.''
"Mereka yang ikut berjuang secara aktif atau membantu merencanakan dan memfasilitasi kegiatan serupa itu bisa menjadi radikal serta memiliki ketrampilan baru --termasuk kemampuan untuk melakukan serangan di bumi Australia, menanamkan radikalisme pada orang lain serta menyebarkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya di luar negeri," katanya.