REPUBLIKA.CO.ID, KAWURI, NIGERIA -- Jumlah korban meninggal dalam serangan di satu pasar di Kawuri, di timurlaut Nigeria telah meningkat menjadi 52 orang,.
"Berdasarkan pengecekan, kami mencatat sebanyak 52 orang meninggal dalam ledakan itu," kata Komisaris Polisi Negara Bagian Borno Lawan Tanko, kepada AFP, Selasa (28/1).
Tanko mengatakan pada Senin 45 orang telah menjadi korban dalam serangan di Kawuri, sekitar 37 kilometer dari Maiduguri, ibu kota negara bagian itu, pada Ahad.
Serangan terpisah di negara bagian Adamawa, tetangga Borno juga menyalahkan para anggota Boko Haram sebagai pelaku penyerangan, membunuh sedikitnya 26 orang.
Lawal Mustapha, seorang tokoh di Kawuri, mengatakan sebelumnya kepada Gubernur Borno, Kashim Shettima, bahwa 85 orang telah terbunuh.
"Saya ikut penguburan 83 orang pada Senin," katanya, seraya menambahkan dua mayat lagi ditemukan hangus terbakar dan kemudian dikebumikan.
Sejauh ini beluam ada konfirmasi independen mengenai jumlah korban meninggal yang relatif tinggi itu.
Tanko mengatakan nama-nama 52 orang yang tewas didokumentasikan.
Sebanyak 26 orang lagi masih dirawat di rumah sakit dan jumlah korban tewas mungkin naik, katanya. "Sejumlah korban menderita luka-luka bakar serius."
Warga setempat mengatakan kepada gubernur itu, yang mengunjungi desa tersebut, bahwa para penyerang tiba dengan menggunakan 22 kendaraan, termasuk dua kendaraan angkut personel lapis baja dan enam pikap berwarna militer.
Mereka melepaskan tembakan dengan senjata serbu dan membakar tujuh masjid dalam satu serangan yang berlangsung sekitar pukul 17.00 waktu setempat hingga tengah malam. Kendaraan-kendaraan, sepeda motor dan rumah-rumah dibakar.
Anggota dewan setempat Dala Lawal mengatakan imam satu masjid dibunuh sementara dua lainnya dibunuh ketika mereka sedang mendirikan shalat. "Kami melihat aksi yang dilakukan para penyerang tak memiliki rasa kasihan," katanya.
Kedua serangan itu terjadi sepekan setelah Presiden Nigeria Goodluck Jonathan memecat seorang perwira tinggi di jajaran militer dalam satu langkah yang ditafsirkan sebagai isyarat ketakpuasannya dengan usaha kontra kekacauan.
Borno, Adamawa dan Yobe merupakan tiga negara bagian yang berada di bawah kadaan darurat sejak Mei lalu sebagai usaha untuk mengakhiri pemberontakan yang telah merenggut ribuan jiwa sejak 2009.
Serangan-serangan telah berlanjut, sebagian besar di kawasan-kawasan pedesaan Borno. Kepada Staf Pertahanan baru Nigeria Marsekal Alex Badeh telah mengatakan dia ingin menghentikan pemberontakan pada April.