REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Seorang diplomat Rusia dan istrinya ditikam di ibu kota Sudan pada Selasa (28/1). Keduanya ditusuk oleh seorang pria yang marah sekali atas kematian saudaranya di Republik Afrika Tengah yang dilanda kekacauan.

Penyerang itu melukai konsul jenderal tersebut dan istrinya dan dia mengira mereka berasal dari satu negara yang telah mengirim tentara ke negaranya, kata polisi dalam pernyataan. "Kedua pasangan tersebut berada dalam kondisi stabil," kata perwakilan kepolisian Khartoum.

Republik Afrika Tengah, yang berbatasan dengan Sudan, menjadi kacau pada Maret setelah satu koalisi pemberontak, Selaka, mengepung ibu kota dan melakukan gelombang pembunuhan dan penjarahan.

Prancis sebagai negara bekas penjajahnya telah mengirim pasukan untuk membela para warganya dan mendukung pasukan pemelihara perdamaian yang mencoba memadamkan kekerasan itu. Uni Eropa juga telah berjanji akan mengirim pasukan, tetapi Rusia tak mengerahkan tentaranya.

"Penyerang itu mengatakan kepada personel polisi yang menagkap dan menanyainya bahwa saudaranya telah dibunuh oleh pasukan dari salah satu negara Eropa," kata polisi. "Tak ada motif lain selain balas dendam atas kematian saudara pelaku penusukan itu," demikian pernyataan polisi.

Petugas jaga di Kedutaan Rusia di Khartoum mengatakan dia tidak dapat berkomentar dan Kementerian Luar Negeri Rusia belum segera dimintai komentarnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika