REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan Israel harus menarik secara bertahap selama tiga tahun pendudukannya terhadap wilayah Israel di Tepi Barat. Penegasan Abbas ini adalah bagian dari perjanjian kesepakatan damai di masa depan kepada Israel.
Pernyataan Abbas itu disampaikan dalam sebuah wawancara yang ditampilkan pada sebuah konferensi keamanan internasional di Tel Aviv Selasa (28/1) waktu setempat, di mana Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menantang efektivitas komitmen keamanan pemimpin Palestina saat ini.
"Saya mengatakan bahwa jelas, siapa pun yang mengusulkan 10 atau 15 tahun untuk masa transisi kami tidak tertarik," kata Abbas. "Kami ingin masa transisi tidak dari tiga tahun, di mana Israel menarik semua pendudukan di Tepi Barat secara bertahap."
Abbas telah berkali-kali berbicara secara umum dalam pertemuan terakhir kepada wartawan, bahwa kesepakatan final ketika Israel menarik semua pendudukan secara bertahap di Tepi Barat. Yakni setelah seluruh tanah dari Sinai setelah penandatanganan perjanjian perdamaian dengan Mesir pada 1979.
Sedangkan Israel tetap bersikukuh menempatkan militer mereka di Lembah Yordan, batas timur negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dimana ini telah menjadi isu utama pertentangan dalam pembicaraan damai yang ditengahi AS dan belum menemukan titik temu sejak Juli.