Rabu 29 Jan 2014 17:01 WIB

Seorang PSK Akui Mantan Politikus sebagai Langganan Tetapnya

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Seorang pekerja seks komersil (PSK) menyatakan mantan politikusi Australia Craig Thomson merupakan "langganan tetapnya". Thomson biasanya menenggak segelas sampanye saat menunggu kedatangan PSK tersebut.

PSK yang menyebut dirinya sebagai Misty ini menyatakan hal itu di depan sidang Pengadilan Negeri di Melbourne, Rabu (29/1) lalu, yang mengadili dakwaan penyalahgunaan kartu kredit milik serikat buruh oleh Thomson.

Mantan anggota Parlemen Australia itu sebelumnya menjabat sebagai ketua Serikat Pekerja Kesehatan (HSU). Ia dituduh menyalahgunakan keuangan HSU untuk kepentingan pribadi seperti menggunakan jasa PSK.

Menurut pengakuan Misty, setidaknya enam kali Thomson menggunakan jasanya sebagai PSK. "Saya melihatnya di TV, membantah pernah menggunakan jasa PSK," tutur Misty.

"Ia berbohong, saya saya yakin sekali Craig yang saya layani itu adalah Craig Thomson sang politisi," tambahnya.

Misty menambahkan, saat melayani Thomson, ia tidak melihat politisi tersebut menggunakan cincin kawin.

Dalam pernyataan lainnya yang disampaikan oleh seorang pengelola tempat praktek PSK, terungkap bahwa pihak pengelola tersebut sadar kliennya menggunakan kartu kredit milik serikat pekerja.

Ia mencontohnya tagihan senilai 2.475 dollar atas nama "Craig Thomson Health Services Union".

Thomson menghadapi 145 dakwaan dalam kasus ini. Semuanya terkait dengan tuduhan penyalahgunaan keuangan HSU saat Thomson masih menjabat sebagai ketuanya antara tahun 2002 dan 2007.

Namun Thomson membantah semua tuduhan itu, dan menyatakan tidak bersalah.

Para pembela Thomson menyatakan tidak akan mempersoalkan pengakuan para PSK dan pengelola tempat praktik PSK. Sebaliknya, menurut para pengacara itu, mereka akan fokus pada pembelaan apakah Thomson memang memiliki wewenang untuk menggunakan kartu kredit atas nama HSU.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement