Kamis 30 Jan 2014 20:59 WIB

Pengangguran di Australia Terancam Bertambah

Perdana Menteri Australia Tony Abbott.
Foto: AP/Eranga Jayawardena
Perdana Menteri Australia Tony Abbott.

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Jumlah pengangguran di Australia terancam akan bertambahl khususnya di Kota Shepperton. Kondisi ini menyusul penolakan Pemerintah Australia memberikan suntikan dana bagi SPC Ardmona, sebuah perusahan pengolahan buah di Victoria.

Penegasan penolakan pemberian suntikan dana itu disampaikan Perdana Mentri Australia, Tony Abbott, Kamis (30/1). Suntikan dana yang diminta SPC Ardmona yakni sebesar $AUD 25 juta kepada Pemerintah Victoriadan pemerintah federal.

Diperkirakan ada lebih dari 2.000 pekerjaan yang terancam hilang jika pabrik di sekitar kota ini ditutup. Hal tersebut akan berdampak bagi ribuan warga yang bekerja baik di sektor perkebunan maupun yang mengantarkan buah-buahan ke pabrik.

Anggota dewan Kota Greater Shepparton memperkirakan jumlah pengangguran di Kota Shepperton akan meningkat dari  8.6 per sen menjadi 12 persen. Lebih dari itu, dewan kota terancam kehilangan pendapatan senilai AUD$ 700 ribu setiap tahunnya.

Partai Buruh mengecam keputusan ini dan menyebut pemerintah federal telah menandatangai surat jaminan kematian bagi perusahaan buah kaleng terakhir di Australia dan juga memastikan hilangnya ribuan pekerjaan.

Pernyataan dari penjabat Oposisi, Tanya Plibersek dan Menteri Industri Partai Oposisi, Kim Carr menyebut hari ini sebagai ‘hari kelabu’ lainnya bagi lapangan kerja di Australia di tangan pemerintah Abbott.

"Tony Abbott dulu pernah mengatakan tugas utama pemerintah adalah tidak melakukan hal-hal yang menyusahkan warganya. Tapi hari ini mereka justru malah menyusahkan warga yang tinggal di lembah Goulburn serta masa depan industri manufaktur Australia,” kata Partai Buruh.

sumber : ABC Australia Network
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement