Jumat 31 Jan 2014 02:33 WIB

Militan Libya Culik Putra Kepala Militer Libya

Peta Benghazi, Libya.
Foto: Aljazeera
Peta Benghazi, Libya.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Seorang mahasiswa putra dari panglima pasukan khusus angkatan darat di Benghazi diculik, Kamis (31/1) di kota wilayah timur Libya itu, kata beberapa sumber militer.

Ali Abu Khamada, putra dari Wanis Abu Khamada, "diculik oleh orang-orang tak dikenal di dekat Universitas Gar Younes", kata seorang perwira pasukan khusus kepada AFP.

Perwira yang menolak disebutkan namanya itu tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai penculikan tersebut.

Anggota-anggota pasukan khusus sering menjadi sasaran serangan dan pembunuhan di Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan 2011 yang menggulingkan pemerintah Muamar Qaddafi.

Pasukan khusus pada Jumat lalu mengumumkan penangkapan empat tersangka di Benghazi karena mereka memiliki daftar target serangan terhadap aparat keamanan yang sudah tewas. Seorang prajurit tewas dalam operasi penangkapan itu.

Setelah pemberontakan 2011 yang menggulingkan pemerintah Muamar Gaddafi, militan di Libya timur menyerang aparat keamanan, warga asing, hakim, aktivis politik serta pekerja media, yang menewaskan lebih dari 300 orang.

Pada 5 Desember, seorang guru Amerika ditembak mati di Benghazi, 15 bulan setelah serangan mematikan terhadap konsulat AS di kota Libya timur itu. Korban tewas adalah seorang warga AS yang mengajar di sekolah internasional di kota itu, kata juru bicara badan keamanan Ibrahim al-Sharaa.

Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rezim Muamar Qaddafi, dilanda pengeboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat. Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Muamar Qaddafi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement