REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Setiap sanksi baru ekonomi--yang Kongres coba paksakan--terhadap Iran selama perundingan antarbangsa untuk membatasi program nuklir negara itu, akan diveto. Demikian kata Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, memperingatkan anggota parlemen.
Pernyataan itu menjadi bagian paling tajam dari pidato kenegaraan Obama, yang secara keseluruhan minim rincian mengenai agenda kebijakan luar negerinya pada tahun ini.
"Jika pemimpin Iran merebut kesempatan ini, maka Iran bisa mengambil langkah penting untuk bergabung kembali dengan masyarakat bangsa-bangsa," katanya.
Dia juga memuji AS untuk yang ia sebut memimpin jalan menuju semua kesepakatan sementara tetapi terbatas pada program nuklir Iran.
"Tetapi biarkan saya jelaskan, jika Kongres ini mengirimi saya sebuah rancangan undang undang (RUU) sanksi baru yang mengancam untuk menggelincirkan pembicaraan ini, saya akan memveto," kata Obama. "Demi keamanan nasional kita, kita harus memberikan kesempatan diplomasi untuk berhasil."
Iran setuju pada November memperlambat pengayaan uranium di bawah lima persen. Sebagai gantinya, AS dan lima negara lain --Inggris, Jerman, Prancis, Rusia dan Cina-- sepakat mengurangi sekitar senilai tujuh miliar dolar AS dari sanksi internasional terhadap Iran untuk jangka waktu enam bulan.
Sementara itu, para perunding mencoba untuk menengahi penyelesaian akhir.