Ahad 02 Feb 2014 05:16 WIB

Tony Blair Dukung Kudeta Mesir, Mengapa?

Rep: c57/ Red: Endah Hapsari
Mantan PM Inggris Tony Blair
Foto: REUTERS/Luke MacGregor
Mantan PM Inggris Tony Blair

REPUBLIKA.CO.ID, Mantan PM Inggris Tony Blair mengatakan telah berpihak di belakang kepemimpinan militer Mesir yang baru dan mendesak komunitas internasional untuk melakukan hal yang sama, setelah pertemuan dengan para penguasa sementara negara.

Selama penerbangan menuju Kairo pada Kamis, mantan Perdana Menteri Inggris menuturkan, Ikhwanul Muslimin, penguasa Mesir hingga kudeta militer di bulan Juli, telah "mencoba untuk membawa negara menjauh dari nilai-nilai dasar untuk harapan dan kemajuan". Hal ini dituturkan Tony Blair kepada sebuah saluran televisi yang berbasis di Teluk.

"Tentara telah ikut campur, pada kehendak rakyat," ujarnya kepada Sky News Arabia. "Dengan tujuan untuk membawa negara ke tahapan pembangunan selanjutnya,  yang akan menjadi demokratis, kita harus mendukung pemerintahan baru untuk melakukan hal itu".

Blair menemui Presiden sementara, Adly Mansour, dan kepala militer Panglima Tertinggi Abdul Fattah Al-Sisi. Panglima militer secara umum dilihat sebagai kekuatan di balik presiden, dan menikmati dukungan publik dan institusi untuk turut aktif dalam pemilihan umum presidensial Mesir yang akan datang. "Kita harus mendukung orang-orang itu di daerah yang menginginkan masyarakat berpikiran terbuka dan ekonomi modern. Itu artinya kami mendukung pemerintahan ini di Mesir," kata Blair.

Meskipun konsisten dengan komentar sebelumnya terhadap Mesir, pernyataan terakhir Tuan Blair meyakinkan masyarakat Mesir telah terbagi secara mendalam. Negara ini, ujar Blair, telah terpolarisasi secara pahit dan tumbuh mengakar dalam beberapa bulan ini, sejak penggulingan mantan presiden Muhammad Mursi. Penguasa sementara juga telah memimpin kampanye untuk menjelek-jelekkan Ikhwanul Muslimin dan masyarakat dari bangsa-bangsa lainnya yang dirasakan memiliki hubungan dengan gerakan itu.

Komentar-komentar Blair telah diterima dengan baik dimedia-media Mesir, yang sering menuduh pihak Barat salah paham terhadap politik di sekitar penggulingan Mursi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement