Ahad 02 Feb 2014 13:38 WIB

Pemilu Thailand Dimulai di Tengah Kekhawatiran Pertumpahan Darah

Demonstran antipemerintah Thailand
Foto: Reuters
Demonstran antipemerintah Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemilihan umum Thailand dimulai pukul 08.00 pagi waktu setempat Ahad (2/2) di tengah kekhawatiran kekerasan dan pertumpahan darah yang mungkin terjadi.

Pemungutan suara Ahad berlangsung sampai pukul 15.00, dengan total 93.305 TPS didirikan di 375 daerah pemilihan nasional untuk 48.770.000 pemilih yang berhak. Meskipun demikian pemilihan dihadapkan dengan sejumlah masalah.

Komisi Pemilihan Umum memutuskan pada Sabtu malam untuk membatalkan pemungutan suara di semua TPS di distrik Lak Si di Bangkok menyusul bentrokan antara kelompok pro-pemerintah "Baju Merah" dan para demonstran, yang menewaskan sedikitnya delapan orang terluka.

Suthep Thaugsuban, pemimpin protes telah menyerukn aksi massa pada Minggu untuk benar-benar melumpuhkan ibu kota Bangkok dan mencegah semua orang memberikan suara mereka.

 

Dia telah bergerak di jalan-jalan Bangkok selama beberapa hari terakhir untuk mengajak orang bergabung dengannya. Selain itu, surat suara pengiriman ke beberapa provinsi selatan telah diblokir oleh pengunjuk rasa.

Ini masih harus dilihat apakah negara tersebut akan mampu melewati pemilihan dan berapa banyak pemilih berhasil memberikan suara di tengah blokade.

Pemimpin Partai Demokrat Abhisit Vejjajiva sebelumnya mengatakan ia tidak akan memberikan suara pada Ahad dan menyebut pemilu "inkonstitusional."

Tetapi para anggota dari Partai Demokrat, yang telah memboikot pemilu, bebas untuk memutuskan apakah mereka akan memberikan suara atau tidak.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement