Ahad 02 Feb 2014 16:16 WIB

Masa Depan Thailand Masih Gelap

Rep: Elba Damhuri/ Red: Citra Listya Rini
Yingluck Shinawatra
Foto: AP/Franck Robichon
Yingluck Shinawatra

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemilu Thailand yang digelar hari ini, Ahad (2/2) dinilai tidak serta merta akan menyelesaikan krisis politik di negeri gajah putih itu. Pengamat politik Thailand memperkirakan perlu waktu berbulan-bulan untuk mengembalikan politik Thailand yang stabil.

"Hingga beberapa bulan ke depan masa depan Thailand masih suram," kata analis politik Thailand dan mantan koresponden BBC untuk Asia, Larry Jagan, Ahad (2/2), dalam opininya di AJ jazeera.

Hasil pemilu, kata Larry, tidak bisa diketahui dalam waktu dekat. Tapi, butuh waktu beberapa pekan, bahkan dalam hitungan bulan. 

Larry mengatakan parlemen Thailand juga tidak bisa bertemu menggelar rapat dalam beberapa bulan ini. Dengan begitu, parlemen pun tidak bisa memilih pemerintahan yang baru hasil pemilu tersebut. "Yang bakal terjadi adalah kevakuman politik di Thailand," kata Larry. 

 

Larry mengakui, pemilu Thailand kali ini seperti berada di persimpangan jalan, apakah mengarahkan pada jalan yang tepat atau tidak. Pemilu ini menjadi sangat penting bagi rakyat Thailand meski dalam waktu dekat tidak bisa menyelesaikan krisis politik.

Dalam tiga bulan terakhir, Bangkok terus memanas. Demonstran antipemerintah PM Yingluck Shinawatra menggelar aksi menuntut PM mundur. Mereka memblokade jalan-jalan utama, terutama yang mengarah ke kantor-kantor pemerintahan Thailand.

Yingluck merupakan adik bungsu mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra. Militer Thailand mengkudeta Thaksin pada 2006 yang kini didakwa korupsi melalui pengadilan in absentia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement