Ahad 02 Feb 2014 18:49 WIB

Mesir Umumkan Perombakan Kabinet

Rep: Gita Amanda/ Red: Nidia Zuraya
Demonstran di Mesir
Foto: ROL
Demonstran di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perdana Menteri Mesir sementara Hazem el-Beblawi mengatakan, Mesir melakukan perombakan kabinet yang mencakup Kementerian Pertahanan Mesir. Hal ini menjadi sinyal yang memperjelas rencana Field Marshal Abdel Fattah el-Sissi maju sebagai presiden Mesir.

Kepala Angkatan Darat Sissi yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan, menggulingkan Presiden Muhammad Mursi Juli lalu. Ia disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai presiden. Itu berarti Sissi harus terlebih dulu mundur dari jabatannya di pemerintahan.

Media lokal melaporkan mengutip perkataan Beblawi bahwa Sissi akan mencalonkan diri sebagai presiden. Tapi Beblawi membantah keras pernyataan tentang reshuffle berkaitan dengan pencalonan Sissi. Namun resuffle tak akan diumumkan sebelum kunjungan Beblawi ke Arab Saudi. Sebab Arab merupakan pendukung keuangan utama pemerintah sementara Mesir.

Reshuffle kabinet mencakup kementerian pertahanan dan kementerian untuk kerjasama internasional. Sebelumnya sebuah laporan menyatakan, Menteri Kerjasama Internasional Mesir Ziad Bahaa El-Din Senin (27/1) lalu mengundurkan diri.  Namun pejabat kabinet belum ada yang bersedia mengomentari perombakan kabinet tersebut.

Awal pekan ini Sissi dipromosikan menjadi Field Marshal. Ini merupakan jabatan tertinggi di Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF). Dengan jabatan tersebut Sissi berwenang untuk mengajukan diri sebagai calon dalam pemilu mendatang.

Sebuah komunike lanjutan dari SCAF menyatakan, pencalonan Sissi merupakan amanat dan tugas dari rakyat dan tentara Mesir. Untuk memuluskan langkahnya menjadi calon presiden Mesir, Field Marshal baru itu harus menjalani kehidupan sebagai warga sipil. Ini merupakan ketetapan Konstitusi Baru Mesir yang diberlakukan 18 Januari lalu.

Dinamika perubahan konstirusi dan referendum membuktikan pencalonan dari kubu militer. Referendum juga menyerukan untuk segera digelarnya pemilu sebagai kebutuhan mendesak bagi pemerintah transisi.Pada 14 dan 15 Januari lalu, Mesir berhasil menggelar jajak pendapat untuk menentukan konsitusi baru Mesir. Sekitar 38,1 persen warga Mesir turut serta menyumbangkan suara mereka. Hasilnya 98 persen suara menyetujui konstisui baru.

Berdasarkan konstitusi baru, pemilihan umum untuk presiden dan parlemen harus segera di gelar. Sissi disebut-sebut sebagai calon presiden Mesir mendatang. Dalam peringatan tiga tahun revolusi, banyak warga membawa poster bergambar Sissi dan mendukungnya sebagai presiden baru Mesir.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement