Selasa 04 Feb 2014 13:45 WIB

PETA Serukan Narapidana Australia Diimbau Tak Diberi Makan Daging

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Organisasi pegiat penyayang binatang  People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menyerukan agar narapidana tidak lagi diberi makan daging. Langkah itu pun ditindaklanjuti organisasi ini dengan menyurati sejumlah penjara di Australia.

Seruan kelompok pembela hak binatang itu terinspirasi oleh Sheriff Joe Arpaio, di Arizona, Amerika Serikat, yang menerapkan langkah serupa demi menghemat uang pembayar pajak.

Koordinator kampanye PETA Australia, Claire Fryer, mengatakan, makanan vegetarian mempunyai banyak manfaat lainnya.

"Orang yang vegetarian mempunyai resiko lebih kecil terhadap kanker, penyakit jantung, stroke, diabetes, obesitas ... penyakit-penyakit ini sangat mahal perawatannya, jadi sekali lagi ini adalah faktor penghematan biaya."

"Kami juga berharap makan sayur-sayuran akan membuat para narapidana itu sendiri lebih mempunyai rasa belas kasihan. Kalau mereka membayangkan binatang-bintang yang mereka selamatkan, mungkin mereka tidak lagi cenderung melakukan kekerasan terhadap sesama manusia."

Fryer mengatakan, PETA bahkan akan bersedia membayar seorang chef untuk menyusun menu makanan untuk penjara-penjara yang ingin menerapkan menu vegetarian.

Dietician Tim Stewart mengatakan, meskipun makanan vegetarian bisa sehat, namun daging juga memainkan peranan penting dalam nutrisi.

Protein dari daging jauh lebih mudah terserap daripada protein dari sayuran atau biji-bijian, katanya.

Dalam sebuah statement, Departemen Kehakiman negara bagian Queensland mengatakan, menu penjara disusun menurut pedoman dari Dieticians Association of Australia.

Departemen Kehakiman menyediakan makanan vegetarian atau makanan khusus bagi mereka yang membutuhkan, tapi tidak ada rencana beralih ke menu vegetarian saja.

CEO Dewan Ternak Australia, Jed Matz, mengatakan, seruan PETA itu kedengaran seperti langkah yang ekstrim.

Matz mengatakan, pihaknya akan menulis surat kepada departemen terkait untuk merespon surat PETA itu.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement