REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pernyataan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan bahwa mencapai kesepakatan perdamaian abadi dengan Israel adalah prakarsa pribadinya, kata juru bicara gerakan Hamas pada Senin.
Juru bicara Hamas di Gaza Sami Abu Zuhri dalam pernyataan pers mengatakan pernyataan Abbas mengenai pencapaian kesepakatan perdamaian abadi dengan Israel mewakili pemikiran pribadinya sendiri.
"Prakarsa itu tidak mengungkapkan kenyataan konsensus Palestina dan sikap unsur Palestina, yang menentang pembicaraan perdamaian atau penyelesaian dengan mengabaikan manfaat Palestina dan hak hukum mereka," kata Abu Zuhri.
Sebelumnya pada Senin, surat kabar New York Times menerbitkan sebuah wawancara dengan Abbas, yang mengatakan ia telah mengajukan kepada gagasan Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang berkaitan dengan mencapai kesepakatan damai permanen dengan Israel.
Abbas menyarankan bahwa pasukan NATO pimpinan AS masih berada di Tepi Barat dan Yerusalem timur, di negara Palestina masa depan untuk menjamin keamanan Israel, dan menambahkan setelah kesepakatan tentang wilayah, pasukan Israel harus tetap berada di negara Palestina untuk transisi jangka waktu lima tahun.
Setelah penarikan pasukan Israel, Abbas mengatakan bahwa mereka harus diganti tanpa batas oleh pasukan NATO, yang akan mengamankan daerah bersama dengan pasukan keamanan dan polisi Palestina.
Pemimpin Palestina mengatakan bahwa sementara mantan PM Ehud Olmert menyambut baik gagasan pasukan asing menggantikan tentara Israel di Tepi Barat, Netanyahu mengatakan kepada Abbas secara pribadi bahwa ia menolak gagasan itu.