Selasa 04 Feb 2014 17:28 WIB

Indonesia-Iran Bicarakan Perluasan Hubungan Bilateral

Dipo Alam
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Dipo Alam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Kabinet Indonesia Bersatu II, Dipo Alam, bertemu Kepala Kantor Kepresidenan Iran, Mohammad Nahavandian, untuk membicarakan perluasan hubungan kedua negara itu.

"Indonesia sangat tertarik dengan perluasan hubungan dengan Iran untuk jangka panjang, apalagi dengan posisi Iran sebagai Ketua Grup D8 (kelompok delapan negara berkembang)," ujar Dipo dalam kunjungan ke Tehran Iran, Minggu (2/2).

Seperti yang diberitakan oleh kantor Berita Iran News Agency (IRNA), Dipo menegaskan bahwa kerja sama itu akan meningkatkan kerja sama regional, serta perluasan kerja sama dengan Iran.

"Iran dan Indonesia sebagai dua Negara Islam dan negara demokrasi besar dunia, sehingga keduanya dapat memegang peranan besar dalam perluasan hubungan antarnegara-negara Islam," kata Dipo yang hadir untuk menyampaikan surat undangan resmi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kepada presiden Iran Hassan Rouhani.

Selain itu, dengan mempromosikan Islam moderat dan otentik, maka kedua negara dapat melawan kelompok ekstrimis dan teroris yang mengatasnamakan Islam.

Menurut Kepala Kantor Presiden Iran, Mohammad Nahavandian, pertemuannya dengan Utusan Khusus Presiden Indonesia dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam untuk meningkatkan kerja sama antara kedua negara itu akan dapat memainkan peran yang efektif dalam mempromosikan kedekatan antara negara-negara Islam.

"Pendekatan baru dari pemerintah Iran dan suasana politik yang terbuka telah menyebabkan munculnya banyak kesempatan untuk perluasan hubungan Iran-Indonesia," kata Mohammad Nahavandian

Mohammad Nahavandian menegaskan bahwa perjanjian nuklir yang dicapai antara Iran dan enam kekuatan dunia dan rintangan kerja sama dengan negara-negara lain akan dapat dieliminasi, karena itu Iran bertekad untuk memperluas hubungan dengan negara-negara tetangga dan Islam.

Menyikapi kedatangan Seketaris Kabinet Dipo Alam ke Tehran untuk menyampaikan surat undangan resmi dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kepada presiden Iran Hassan Rouhani, Mohammad Nahavandian menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti berdasarkan kepentingan negaranya.

"Undangan resmi tersebut akan dipelajari berdasarkan kepentingan Iran dalam perluasan hubungan dan interaksi dengan negara-negara Islam, termasuk Indonesia dan saya yakin kunjungan presiden Iran ke Indonesia akan memberikan ide-ide dan peluang bagi hubungan bilateral yang lebih luas," ujar Mohammad Nahavandian.

Berdasarkan data dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Iran, hubungan bilateral antara kedua negara telah menunjukkan tren positif di berbagai bidang setiap tahun.

Meskipun Iran telah menghadapi tekanan dari sanksi internasional, volume perdagangan antara Iran dan Indonesia telah meningkat secara signifikan.

Transaksi perdagangan antara kedua negara pada 2011 mencapai 1.856 miliar dolar AS, atau meningkat 51 persen dibandingkan dengan 2010 ketika mencapai 1.229 miliar dolar AS.

Hal itu menunjukkan bahwa Iran memiliki 286,3 juta dolar AS surplus dari perdagangan dengan Indonesia dengan transaksi terbesar adalah ekspor minyak dan gas Indonesia yang mencapai 880.727 juta dolar AS atau meningkat 140 persen dari 2010.

Sementara itu, ekspor non-minyak dan gas dari Indonesia ke Iran juga menunjukkan tren positif dengan peningkatan sebesar 22,5 persen mencapai 781,5 juta dolar AS dibandingkan dengan 2010.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement