REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mendesak Mesir melepaskan sejumlah tahanan dari kalangan jurnalis dan para ilmuwan. Desakan Gedung Putih ini disampaikan Selasa (4/2) dimana Washington mengungkapkan keprihatinannya atas tindakan keras yang baru-baru ini dilakukan oleh pemerintah Mesir kepada para wartawan dan akademisi.
"Beberapa diantara mereka tanpa perlindungan dari asosiasi pekerjaan mereka. Karena itu, mereka harusnya dilindungi dan diizinkan untuk melakukan pekerjaan mereka secara bebas di Mesir," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, kepada wartawan saat konferensi pers di Gedung Putih, Washington, seperti dilansir dari Reuters.
Washington pun akan segera mendesak pemerintah Mesir sekarang untuk melepaskan mereka. "Kami akan mendesak keras pemerintah untuk mencabut tuduhan dan dakwaan ke mereka serta memberi waktu untuk melepaskan para jurnalis dan akademisi yang telah ditahan," katanya.
Carney sangat prihatin akan kebebasan berekspresi di Mesir menyusul keputusan pemerintah untuk mengisi 20 wartawan Al Jazeera pada tuduhan yang berkaitan dengan terorisme.
Setelah militer Mesir melakukan kudeta terhadap kekuasaan dari mantan Presiden Muhammad Mursi, pemerintah sementara Mesir segera menindak pemberitaan yang dianggap terlalu bersimpati kepada Ikhwanul Muslimin.
Ini mengakibatkan banyak para jurnalis dan akademisi yang ditahan atas tuduhan mendukung Ikhwanul Muslimin. Mesir pun saat ini menjadi negara dengan peringkat ketiga sebagai negara paling mematikan bagi wartawan pada 2013.