Rabu 05 Feb 2014 16:26 WIB

Panglima Militer Thailand Kecam Serangan Pemberontak

Seorang demonstran anti-pemerintahan Thailand mengibarkan bendera di tengah semprotan water canon pasukan antihuru-hara pemerintah.
Foto: AP PHOTO
Seorang demonstran anti-pemerintahan Thailand mengibarkan bendera di tengah semprotan water canon pasukan antihuru-hara pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Panglima militer Thailand Jenderal Prayuth Chanocha Selasa mengecam serangan-serangan pemberontak terhadap orang-orang yang tidak bersalah di Pedalaman Selatan.

Prayuth menggambarkan tindakan para pemberontak sebagai "tidak manusiawi" untuk membunuh anak-anak, perempuan, para orang tua dan pemimpin agama, antara lain, mengacu khususnya pada serangan terbaru yang menewaskan tiga anak-anak Muslim di Provinsi Yala pada Senin malam.

Para pemberontak telah melakukan serangan gerilya terhadap pemerintah dan melanggar semua aturan perang, kata Prayuth seperti dikutip surat kabar 'the Nation', dan menambahkan bahwa dialog dengan para pemimpin pemberontak "akan terus berlanjut".

Kekerasan separatis di Pedalaman Selatan Thailand berawal dari Januari 2004 dan insiden kekerasan sering terjadi di tiga provinsi perbatasan yang mayoritas berpenduduk Muslim, etnis Melayu, yakni Yala, Pattani, Narathiwat dan empat kabupaten di Provinsi Songkhla.

Angka-angka terbaru dari militer Thailand menunjukkan bahwa kekerasan pemberontakan di Pedalaman Selatan Thailand telah menewaskan lebih dari 5.900 orang, dan 10.500 lainnya terluka selama dekade terakhir.

sumber : Antara/Xinhua-0ANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement