REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD –- Empat bom mengguncang pusat Ibu Kota Baghdad, pada Rabu (5/2). Ledakan bom terjadi di Kota Baghdad, tepatnya dekat dengan ‘Zona Hijau’, yang dijaga cukup ketat dan salah satu wilayah tersibuk di pusat ibu kota. Sumber keamanan setempat mengatakan, akibat empat bom yang mengguncang Baghdad itu, sedikitnya 13 jiwa meregang nyawa.
Ledakan tersebut terjadi sehari setelah dua roket ditembakkan di lokasi yang sama ‘Zona Hijau’, yakni rumah perdana menteri dan gedung-gedung kedutaan besar Barat. Hal tersebut tentu menimbulkan pandangan miring akan lebih cenderung meningkatnya kekhawatiran sejumlah pihak akan kemampuan Irak, dalam melindungi tempat-tempat strategis.
Dikutip dari Reuters, pada Rabu (5/2), sumber keamanan setempat mengatakan, dua bom mobil yang meledak yang diparkir di seberang Kementerian Luar Negeri, menewaskan lima orang. Kementerian Dalam Negeri dalam pernyataannya mengatakan, serangan berupa bom itu dilakukan oleh seorang pelaku bom bunuh diri yang meledakkan dirinya, saat sedang dicari.
Sementara itu, ledakan bom di mobil lainnya harus menewaskan empat jiwa. Mobil itu dikendarai oleh seorang pelaku bom bunuh diri yang meledakkan dirinya dan kendaraan di luar sebuah restoran dekat pos pemeriksaan, di salah satu ruas Zona Hijau.
Di hari yang sama, ledakan lainnya di dekat lapangan Khullani, pusat Kota Baghdad, harus menewaskan empat jiwa lainnya kembali. Tidak ada kelompok atau pihak tertentu yang menyatakan akan bertanggung jawab atas empat ledakan bom tersebut. Namun gerilyawan Sunni mengatakan, mereka telah mendapatkan kembali tanah di Irak, khususnya di Provinsi Anbar.