REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Rabu mengutuk "dalam istilah terkeras" atas serangkaian pemboman di ibu kota Irak, mencatat bahwa "teroris berusaha untuk mengakses Kementerian Luar Negeri."
"Kami memuji para pejabat keamanan Irak atas tindakan yang mereka ambil untuk mencegah akses pagar keamanan kementerian, tetapi sayangnya juga menyaksikan hilangnya nyawa, staf Kemlu, para petugas keamanan dan warga sipil," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki.
Tiga puluh lima orang tewas dan lebih dari 50 terluka setelah serangan bunuh diri dan beberapa serangan bom mobil sepanjang hari.
Sebagian besar serangan pos pemeriksaan menuju ke Zona Internasional, di mana kantor-kantor pemerintah dan kedutaan asing berada.
"Kami menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarga korban, kepada rekan-rekan dan teman-teman di kementerian, dan berharap orang-orang yang terluka segera sembuh," kata Psaki.
"Kami memiliki hubungan kerja yang sangat dekat - kami terus bekerja dengan para pemimpin Irak, termasuk kepemimpinan Sunni, untuk memberikan nasihat dan membantu Irak dalam mengembangkan strategi, dengan pengertian bahwa operasi-operasi keamanan hanya akan bekerja dalam jangka panjang," ia melanjutkan.
"Ini semua menjadi fokus utama dalam kunjungan para senior baru-baru ini, dan seruan-seruan terhadap sejumlah pemimpin Irak, termasuk Perdana Menteri Maliki," kata dia.
Psaki menekankan lebih lanjut tentang pentingnya "mengejar prakarsa politik dan mengatasi keluhan-keluhan yang sah dari seluruh masyarakat."