REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Vaksinasi polio telah dimulai di satu kamp pengungsi Palestina yang terkepung di Ibu Kota Suriah, Damaskus, kata seorang juru bicara PBB di Markas PBB, New York, Rabu (5/2).
"Lembaga Pekerjaan dan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) telah memulai kegiatan luas vaksinasi polio yang ditujukan kepada anak-anak di Kamp Pengungsi Yarmouk di Damaskus," kata Martin Nesirky, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, dalam taklimat harian.
Nesirky menyatakan UNRWA juga terus membagikan makanan di kamp itu, dengan menyalurkan 800 paket pada Selasa (4/2).
"Ini membuat hampir 5.200 paket yang dikirim sejak 18 Januari, ketika UNRWA pertama kali memperoleh akses terbatas ke Kamp Pengungsi Yarmouk," katanya.
"Lembaga itu juga terus mengirim makanan pelengkap, seperti tablet yang mengandung zat besi dan obat tetes, multivitamin serta garam dehidrasi," ia menambahkan.
Di dalam satu siaran pers yang dikeluarkan di jejaringnya, UNRWA juga mengkonfirmasi vaksinasi polio bagi ribuan anak di kamp tersebut sekarang "sedang berlangsung", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
"Itu memperlihatkan akses ke Yarmouk dan semua warga sipil di Suriah dapat dipertahankan dan sehubungan dengan peluang ini, PBB dapat membuat perbedaan nyata dalam kehidupan rakyat yang sesungguhnya --bayi, anak-anak, perempuan, orang sakit, orang tua, dan orang yang sekarat. Mereka telah sangat menderita akibat perang yang tak kenal kasihan ini," kata UNRWA.
Pengungsi Palestina telah sangat terpengaruh oleh konflik bersenjata yang berkecamuk di Suriah. Semua daerah tempat tinggal mereka jelas mengalami keterlibatan bersenjata atau penggunaan senjata berat lain.
Dari sebanyak 540.000 pengungsi Palestina di Suriah, hampir semuanya memerlukan bantuan.
Kamp Yarmouk adalah kabupaten besar di Damaskus Selatan yang menampung sebanyak satu juta orang, hanya 170.000 dari mereka adalah orang Palestina.
Ketika kerusuhan mulai merembes ke arah kamp itu pada awal 2013, banyak warganya, baik orang Suriah maupun Palestina, meninggalkan rumah mereka dan pergi ke berbagai tempat di dalam wilayah Damaskus atau di negara tetangga Suriah, Lebanon.