Jumat 07 Feb 2014 00:09 WIB

Mubarak Diadili Dengan Dakwaan Baru

Petugas medis membawa mantan Presiden Mesir Husni Mubarak, masuk ke dalam ambulans setelah setelah ia diterbangkan  melalui helikopter dari penjara Tora ke Rumah Sakit Militer Maadi di Kairo, Kamis (22/8). (AP/Amr Nabil)
Petugas medis membawa mantan Presiden Mesir Husni Mubarak, masuk ke dalam ambulans setelah setelah ia diterbangkan melalui helikopter dari penjara Tora ke Rumah Sakit Militer Maadi di Kairo, Kamis (22/8). (AP/Amr Nabil)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir terguling Hosni Mubarak, yang diajukan ke pengadilan atas tuduhan menghasut untuk membunuh demonstran dan korupsi, pada bulan ini juga akan diadili untuk tuduhan penggelapan, kata jaksa, Kamis.

Mubarak, 85, tetap berada di sebuah rumah sakit militer di Kairo sejak ia dibebaskan dari penjara pada bulan Agustus setelah masa penahanan maksimum pra-sidang berakhir.

Dia telah dihukum karena terlibat dalam pembunuhan demonstran selama pemberontakan 2011 untuk menggulingkan dia, tapi pengadilan memerintahkan pengadilan ulang tahun lalu karena alasan teknis .

Tuduhan terbaru itu diajukan terhadap Mubarak dan dua putranya Alaa dan Gamal atas dugaan keterlibatan mereka pada penggelapan dana 125 juta pound Mesir (18 juta dolar) yang dialokasikan untuk istana presiden, kata seorang pejabat penuntutan.

Sidang itu akan dimulai pada 19 Februari, katanya.

Alaa dan Gamal juga menjalani proses pengadilan bersama ayah mereka dalam tuduhan pembunuhan dan korupsi, bersama dengan tujuh mantan komandan keamanan Mubarak.

Perhatian publik sebagian besar bergeser jauh dari kasus Mubarak, karena penggantinya Mohamed Morsi juga diadili atas tuduhan pembunuhan serupa.

Morsi, yang dipilih pada bulan Juni 2012, digulingkan oleh militer hampir setahun kemudian menyusul protes massal menuntut pengunduran diri tokoh itu.

Sejak itu kelompok Ikhwanul Muslimin Morsi, yang sejak lama menentang Mubarak, telah dituduh melakukan sejumlah aksi kekerasan terburuk selama aksi 18 hari pada awal tahun 2011 yang menggulingkan Mubarak.

Sementara itu, kepala militer negara itu, Abdel Fattah al - Sisi, diperkirakan mengikuti dan memenangkan pemilihan presiden mendatang.

Dengan pengecualian dari Morsi, setiap presiden Mesir sejak penggulingan kerajaan pada tahun 1952 berasal dari militer.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement