REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Ampatuan. Sebuah kota terpencil di Maguindanao, Filipina, tersebut lima tahun lalu pernah menggemparkan dengan berita pembantaian 58 orang.
Kini, tepatnya sepekan lalu, peristiwa lain di Desa Kamasi, Ampatuan, kembali menghentakkan publik. Tiga kakak beradik --Dante (35), Paroy (21) dan yang termuda (18) tidak diungkap namanya-- tega membunuh ibu mereka Musala Amil (56) lalu memakan organnya mentah-mentah dengan alasan ritual mengusir roh jahat yang merasuki tubuh ibunya.
Selama berhari-hari, tetangga keluarga Musala Amil mengaku mendengar suara-suara aneh dari rumah Musala Amil yang tertutup rapat. Mereka mendengar suara tawa yang bergantian dengan suara tangisan.
Para tetangga mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena merasa sangat takut. Pada akhir pekan, petugas akhirnya menemukan pemandangan yang mengerikan. Mereka mendapati jasad Musala Amil yang dimutilasi, yang kemungkinan dibunuh oleh ketiga putranya.
Darah tampak sudah mengering pada tubuhnya. Beberapa organ tubuhnya telah hilang.
''Salah seorang kerabat mengatakan mata korban telah dicungkil, tenggorokannya digorok, dan organ dalamnya hilang,'' kata Kepala Desa Kamasi, Bai Suraida Mamaluba, seperti dikutip Philnews. ''Mereka mengatakan organ tersebut kemungkinan sudah dimakan oleh para tersangka.''
Dante dan Paroy bersama adik mereka menyangkal telah membunuh ibu mereka. Mereka mengatakan mereka telah berusaha untuk mengusir penyakit aneh yang menimpa ibu mereka. Penyakit yang mereka yakini disebabkan oleh roh jahat.
Ibu mereka telah menderita penyakit aneh selama berbulan-bulan. Dokter maupun dukun desa tidak bisa menyembuhkannya .
Kadang-kadang, menurut pengakuan Dante, mereka akan membakar bagian tubuh Musala Amil dengan sendok dipanaskan untuk mengusir roh-roh jahat. Dante mengatakan ibu mereka jatuh sakit di rumah saudara di Desa Mitmug sehingga mereka membawanya pulang untuk merawatnya.
Ketiga bersaudara tersebut kini ditahan di kepolisian Ampatuan. Aparat sedang menelusuri apakah mereka memiliki riwayat gangguan mental. Tapi, aparat tidak mengesampingkan kemungkinan ketiganya berada di bawah pengaruh narkoba.
''Para tersangka akan menjalani tes narkoba,'' kata Kepala Kepolisian Ampatuan, Inspektur Senior Ronald De Leon.